KONI se-Indonesia Bahas PON Remaja

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - KONI seluruh Indonesia belum rela jika gelaran PON Remaja II pada Juli 2017 benar-benar dibatalkan oleh pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga. Karena itulah, sebanyak 34 KONI se-Indonesia bakal menggelar pertemuan di Jakarta pada Jumat (21/10).

Rencananya, rapat akan dipimpin Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman. "Kepastian tidak digelarnya PON Remaja akan ditentukan dalam rapat tersebut. Dan, KONI Bali sifatnya akan tunduk dan mengikuti keputusan pemerintah pusat," ungkap Suwandi, Senin (17/10).

Menurut mantan Ketum KONI Badung itu, Bali siap mengikuti keputusan yang terbaik saja. Sebab, dalam rapat tersebut juga ditentukan plus minus jika tidak digelar PON Remaja II. "Mudah-mudahan dalam rapat nanti sudah ada keputusan yang jelas. Sebab, sudah ada beberapa tahapan yang harus dilalui jika benar menginginkan ada PON Remaja. Terutama soal anggaran kesiapan masing-masing daerah," tandas Suwandi.  

Di samping itu juga ada Pra kualifikasi. Tetapi, semua itu tergantung keputusan dalam rapat nantinya. Apakah KONI Provinsi se-Indonesia menginginkan tetap untuk menggelar PON Remaja atau tidak. "Jika keputusannya sudah terbaik, Bali selalu siap," tambah Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra.

Hasil rapat seluruh Ketua Umum KONI Provinsi di Indonesia yang difasilitasi KONI Pusat tersebut nantinya bakal disampaikan kepada Kemenpora. Diharapkan pihak Kemenpora sudah memberi kepastian paling lambat Desember mendatang apakah benar-benar menghapus PON Remaja atau berubah pikiran setelah menerima masukan hasil rapat itu dengan menggelar PON Remaja II.

Sementara itu Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot Dewo Broto menyatakan, Kemenpora tidak menghalangi bilamana Jawa Tengah tetap berkeinginan untuk menggelar PON Remaja. Namun, dia secara tegas memastikan Kemenpora tidak akan memberikan bantuan dana untuk PON Remaja tersebut. "Silakan saja jika memang Jateng ingin menggelar PON Remaja 2017. Yang pasti Kemenpora tidak akan mengucurkan dana dan hanya mendukung pelaksanaan Popnas," katanya.

Menurut Gatot, terlalu riskan melaksanaan PON Remaja yang waktunya hanya berapa bulan sebelum Popnas. Kemenpora dikatakan lebih memprioritaskan Popnas yang digelar September 2017 karena cabang olahraga yang dipertandingkan banyak digelar di event internasional. "Kalau PON Remaja tidak terlalu signifikan untuk ke jenjang selanjutnya. Jadi kami lebih prefer ke Popnas," katanya.

Ketika ditanyakan mengapa keputusan Kemenpora tidak mendukung PON Remaja terlalu mepet dengan pelaksanaan? "Kemenpora itu kan menjalankan instruksi Pak Presiden Jokowi yang meminta lebih fokus dalam pembinaan cabang olahraga potensial. Instruksi itu kan datang tiba-tiba setelah pasangan ganda campuran Owi/Butet sukses meraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016," ujarnya lagi.


nusabali.

Related

Olahraga 8588217755723678241

Post a Comment

emo-but-icon

item