Desa Pandak Gede Kediri Lestarikan Tradisi Nampah Kebo Jelang Galungan

http://www.srinadifm.com/2017/04/desa-pandak-gede-kediri-lestarikan.html

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Tidak hanya babi yang disembelih oleh Umat Hindu jelang Hari Raya Galungan. Di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, warga rutin setiap enam bulan sekali memotong kerbau sebagai sebuah tradisi.
Bendesa Adat Desa Pakraman Pandak Gede, I Gusti Gede Nyoman Ary Subawa mengatakan, tradisi itu dimulai sekitar tahun 1360.
Pada saat itu penguasa wilayah mengadakan pesta rakyat bernama karya Ratu Bali Raja Peni selama 42 hari atau 1 bulan tujuh hari sebagai wujud rasa syukur ke hadapan Tuhan.
Pada saat acara itu, ada berbagai macam olahan makanan tradisional yang disuguhkan.
Salah satunya ada daging olahan dari hewan kerbau mulai dari kerupuk, dendeng, dan gulai.
Diduga dari sana masyarakat Desa Pandak Gede mulai suka dan terbiasa mengolah dan mengkonsumsi daging kerbau hingga sampai saat ini.
"Sejak itu mulai terbiasa. Masyarakat paling senang olahan daging kerbau menjadi dendeng," katanya, Senin (3/4/2017).
Sementara untuk daging babi, masyarakat masih ada yang mengolah dan tetap digunakan sebagai pelengkap sarana upacara ritual Galungan.
"Untuk daging babi tetap digunakan sebagai sarana pelengkap upacara ritual," jelasnya.
Di Desa Pandak Gede terdiri dari enam Banjar Adat, yakni Banjar adat Batan Poh, Banjar Adat Pangkung, Banjar Adat Belatung, Banjar Adat Saba, Banjar Adat Panti, dan Banjar Adat Taman Sari.
Untuk menyembelih kerbau, warga biasanya patungan.
"Biasanya warga dapat bagian 5 kilogram dengan harga Rp 300 ribu," jelas Ary Subawa.
(Tribunnews)