TPST Masing Masing Desa Menjadi Solusi TPA Sente

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Kondisi TPA sente kini sudah penuh/overload oleh sampah, meskipun telah dibuatkan tembok bronjong disekeliingnya, namun ketinggian tembok ini pun sudah dilewati oleh gunungan sampah. Atas kondisi ini Pemkab Klungkung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) mengelar rapat koordinasi terbatas di Gedung KNPI Kamis (13/4). Rapat dipimpin langsung oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan dihadiri oleh KPD terkait ,para Camat, Lurah, Perbekel se-Klungkung Daratan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan A.A. Kirana mengatakan, kondisi TPA Sente sudah benar benar overload, hal ini diakibatkan oleh produksi sampah rumah tangga dan sampah masyarakat lainnya terus mengalami peningkatan serta tidak adanya upaya pemilahan sampah ditiap rumah tangga dan desa. “ 27 Truk sampah dibawa ke TPA Sente tiap harinya oleh petugas kami, namun belakangan ini sejumlah desa di Klungkung daratan juga membawa sampahnya ke TPA Sente, kalau diperkirakan sekitar 17 truk tiap harinya, hal inilah yang menyebabkan TPA ini tiap hari semakin penuh,” ujar A.A. Kirana.  Ditambahkan pula kerjasama untuk pemanfaatan TPA Regional yang ada di wilayah Desa Bangklet Bangli belum menemui kejelasan.

Atas kondisi tersebut beberapa upaya pun sudah dilakukan Dinas DLHP guna mengurangi volume sampah di TPA sente, diantaranya dilakukan pemilahan sampah di workshop Dinas DLHP serta pemilahan di TPA Sente. Dengan langkah ini sampah bisa langsung bermanfaat dan diolah, tidak langsung terbuang dan menumpuk tidak bermanfaat. Namun upaya tersebut dirasa masih kurang maksimal dalam mengurangi volume sampah di TPA  Sente, sehingga diperlukan aksi dari seluruh masyarakat dalam memilah dan mengolah sampahnya di desa masing masing.

Bupati Nyoman Suwirta dalam arahannya mendorong kepada seluruh perbekel yang hadir untuk berupaya membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan dana desa, lanjut mengelola sampahnya secara mandiri. Menurut Bupati Suwirta seperti dibenarkan Perbekel Desa Pikat, TPA/TPST yang dikelola dengan benar tidak akan menimbulkan bau, lalat serta asap, seperti yang terjadi pada TPA Sente dan TPST Desa Takmung dan Tangkas. Untuk itu dirinya meminta pihak desa untuk membangun TPST dan Pemkab akan siap memberikan bantuan sarana yang dibutuhkan. Dan jika ada wilayah yang dianggap cocok untuk pendirian TPA, maka Perbekel diwilayah tersebut diminta memberikan pemahaman kepada masyarakat. Bahwa TPST maupun TPA yang dikelola dengan baik tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, bahkan akan mampu bernilai ekonomis jika sampah sudah diolah.

Dalam rakortas tersebut dihasilkan beberapa keputusan yaitu ; Pemkab akan merancang pembuatan pengolahan pupuk organik yang bersekala besar (memanfaatkan tanah negara); Secara bertahap desa - desa penyangga tidak lagi akan dilayani dalam pengumpulan, pengangkutan sampahnya, namun  agar diupayakan mandiri oleh desa bersangkutan; Untuk mengurangi timbulan sampah di TPA diharapkan desa – desa  dan semua kelurahan untuk melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik mulai dari rumah tangga; Seluruh kelurahan agar memaksimalkan dalam pengelolaan bank sampah, sehingga meminimalisir sampah non-organik masuk ke TPA.

(HUMASKLK/Jim)

Related

Warta Semarapura 7351921470055368719

Post a Comment

emo-but-icon

item