Alasan Filler Payudara Sebaiknya Tak Dilakukan

Alasan Filler Payudara Sebaiknya Tak Dilakukan

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   Tubuh indah dan sehat bisa didapat melalui latihan fisik dan dipadu dengan asupan gizi seimbang. Namun kemajuan teknologi memberikan wanita kemudahan untuk mendapat bentuk tubuh ideal termasuk dengan filler. 

Filler biasanya hanya diaplikasikan untuk hidung agar tampak lebih mancung atau 'mengisi' garis senyum sehingga wajah terlihat lebih muda. Namun dalam perkembangannya, filler juga bisa diaplikasikan untuk payudara. 

Akan tetapi, Dokter Enrina Diah, spesialis bedah plastik dan craniofacial, menyarankan filler payudara tidak dilakukan karena cukup berisiko.
"Ini tidak boleh, tapi sayangnya di luar sana banyak sekali praktik filler payudara," kata Enrina saat ditemui di Ultimo Clinic, beberapa waktu lalu di Jakarta. 


Filler umumnya menggunakan cairan yang disebut hyaluronic acid, termasuk untuk payudara. Namun payudara memiliki banyak pembuluh darah sehingga suntik filler dapat menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan dapat mengakibatkan benjolan atau infeksi dan dampak yang fatal adalah penyumbatan pembuluh darah ke jantung atau otak. 

"Penyumbatan bisa mengakibatkan kematian," imbuhnya. 

Enrina mengatakan teknologi filler payudara di Amerika maupun Eropa sudah dilarang. Ia berharap ada kebijakan dari kementerian atau BPOM agar filler payudara tidak lagi dipraktikkan di Indonesia. 

Dua cara aman demi bentuk payudara indah

Enrina menjelaskan ada dua cara yang dapat ditempuh para wanita untuk mendapatkan bentuk payudara yang diinginkan. Kedua cara ini yakni fat transfer atau transfer lemak dan implan. 

Masing-masing metode punya kelebihan dan kekurangan. Untuk fat transfer, lemak yang digunakan untuk mengisi payudara diambil dari lemak perut. Metode ini bisa memakan waktu cukup lama, mulai dari mengambil lemak, menyimpannya kemudian lemak diisi ke payudara. 
Kelebihannya, lemak perut bukan merupakan benda asing bagi tubuh, sehingga wanita tak perlu merasa khawatir. Kekurangannya, kata Enrina, bentuk payudara tak selalu sesuai keinginan sebab lemak yang masuk berupa cairan dan langsung mengisi payudara. 

"Kelemahannya juga kalau dilakukan pengecekan untuk deteksi kanker payudara, ini bisa menyulitkan dokter untuk membedakan sel kanker atau kista berisi gumpalan sel lemak yang mati," katanya. 

Lemak yang diinjeksikan ke payudara sebagian besar berupa sel lemak mati, sehingga biasanya ditambahkan sel lemak hidup agar payudara tetap pada ukurannya. 

Sedangkan metode implan, kata Enrina, jadi metode yang paling banyak diminati di klinik miliknya. Implan dilakukan dengan menyelipkan high strength cohesive gel atau gel dalam suatu wadah pada bagian bawah jaringan atau otot payudara. 

Prosedur implan memiliki kelebihan antara lain, bentuk payudara sesuai dengan yang diinginkan, kemudian pasien dapat mengambil kembali implan jika diinginkan. Enrina berkata, implan tidak akan mengganggu proses deteksi kanker payudara dan proses menyusui pada ibu. 

"Tapi ya bagi sebagian orang, ini benda asing jadi mungkin ada rasa tidak nyaman kalau ada benda asing di dalam tubuh," lanjutnya.












































sumber : CNNIndonesia.com

Related

Gaya Hidup 4334380335248844663

Post a Comment

emo-but-icon

item