Bocah Kakak Adik Alami Perut Bengkak

www.nusabali.com-bocah-kakak-adik-alami-perut-bengkak

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   Derita pilu dialami Putu Cantika Dewi, 7, dan Kadek Yuli Puspita Yani, 5, bocah kakak adik asal Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung. Bayangkan, dua bocah bersaudara yang masing-masing berusia 7 tahun dan 5 tahun ini mengalami sakit yang sama, yakni pengurangan fungsi hati, sehingga perut mereka membengkak. 

Gara-gara penyakit yang dideritanya, kedua bocah perempuan kakak adik ini harus harus bolak-balik opname di RSUP Sanglah, Denpasar. Si bungsu Kadek Yuli Puspita Yani kini tengah menjalani rawat inap di RSUP Sanglah, sejak dua pekan lalu, karena muntah darah. Sedangkan kakaknya, Putu Cantika Dewi, baru 2 bulan lalu pulang dari rawat inap di RSUP Sanglah.
Kedua bocah kakak adik penderita perut membengkak ini merupakan anak dari pasangan suami istri (pasutri) Komang Rupawan, 26, dan Putu Yuliartini, 24. Ayah mereka, Komang Rupawan, kesehariannya mekuli (maburuh) mengirim batu alam, nyambi kerja potong babi yang dilakukan tengah malam pukul 24.00 Wita. Sedangkan ibundanya, Putu Yuliartini, hanya sorang ibu rumah tangga.

Saat NusaBali berkunjung ke rumahnya di Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Senin (24/6), si sulung Putu Cantika Dewi dijaga kakek dan neneknya, pasangan I Wayan Sudarma, 53, dan Ni Wayan Rumput, 50. Sedangkan kedua orangtuanya, Komang Rupawan dan Putu Yuliartini, tidak ada di rumah karena tengah menunggui si bungsi Kadek Yuli Puspita Yani di RSUP Sanglah.

Menurut sang kakek, Wayan Sudarma, bocah Kadek Yuli Puspita Yani sudah sakit sejak berusia 3 bulan tepatnya 104 hari atau berselang sehari menjelang upacara telu bulanan. Gejala awalnya adalah panas dan sesak napas. Karena sakit, maka upacara telu bulanan yang bantennya sudah disiapkan saat itu pun batal dilaksanakan. "Sehari sebelum upacara telu bulanan, cucu saya itu harus opname di RSUD Klungkung," kenang Pekak (Kakek) Wayan Sudarma kepada NusaBali, Senin kemarin.

Menurut Pekak Sudarma, selang beberapa bulan kemudian, penyakit yang diderita Kadek Yuli Puspita kemali kambuh. Parahnya, saat itu bacah malang ini mengalani muntah darah, lalu perutnya membengkak, sehingga harus diru-juk ke RSUP Sanglah. 

Setelah kondisinya membaik, bocah Kadek Yuli Puspita dibolehkan pulang dari rumah sakit. Namun, penyakitnya kerap kambuh, terutama saat nemu (ketemu) otonan (upacara peringakatan kelahiran 6 bulan sekali atau 210 hari sistem penanggalan Bali, Red) dan hari-hari besar keagamaan lainnya. Itu sebabnya, Kadek Yuli Puspita harus bolak-balik ke RSUP Sanglah.

"Saatmenginjak 4 oton (840 hari), barulah upacaranya bisa dilaksanakan. Saat itu sekalian dibuatkan upacara telu bulanan, potong rambut, dan lainnya, karena pas kondisi cucu saya sudah membaik," tutur Pekak Sudarma diamini istrinya, Dadong (Nenek) Wayan Rumput.

Sebaliknya, si sulung Putu Cantika Dewi mengalami gejala sakit yang serupa dengan adiknya, sejak berusia 5 tahun ketika sudah duduk di bangku sekolah TK. Meskipun sakit, Putu Cantika tetap semangat belajar, bahkan bisa sekolah sampai Kelas 1 SD. Namun sayang, baru 3 bulan bersekolah di SD, Putu Cantika harus putus sekolah karena kondisi kesehatannya menurun. 

"Ketika itu, pagi sekitar pukul 09.00 Wita, gurunya sudah mengantar Putu Cantika pulang, di sekolah kondisinya kurang sehat," papar Pekak Sudarma. Walau putus sekolah, Putu Cantika masih bisa menikmati keceriaan di rumah dengan bermain bersama teman-teman sekampung.

Menurut Pekak Sudarma, pihak keluarga sudah berupaya menempuh upaya medis dan non medis untuk kedua cucunya yang menderita perut membengkak ini. Bahkan, keluarga sempat menempuh upaya niskala dengan nonas bawos (minta petunjuk niskala) kepada orang pintar. Namun, semua upaya yang ditempuh belum kunjung membuahkan hasil.

Bocah kakak adik Putu Cantika dan Kadek Yuli Puspita tetap harus bolak balik ke rumahg sakit, karena kondisi kesehatannya yang memprihatinkan. “Karena sering opname di RSUP Sanglah, suatu ketika kedua cucu saya ini sempat harus dirawat bersamaan di RSUP Sanglah. Hanya saja, mereka masuk rumah sakit di hari berbeda," ungkap Pekak Sudarma sembari menyebut biaya pengobatan ditanggung BPJS Kesehatan.

Pekak Sudarma menyebutkan, ayah kedua bocah yang sakit itu, Komang Rupawan, selama ini mengandalkan nafkan dari mekuli mengirim batu alam dan nyambi kerja potong babi malam hari. Sedangkan istrinya, Putu Yuliartini, sempat berdagang di pasar. Namun, karena fokus mengurus dua anaknya yang sakit, kini Putu Yuliartini sepenuhnya jadi ibu rumah tangga. 

"Mereka (pasutri Komang Rupawan dan Putu Yuliartini) sekarang mendampingi Kadek Yuli Puspita yang dirawat di RSUP Sanglah. Kadang mereka pulang hanya beberapa jam untuk melihat kondisi anaknya yang sulung ini (Putu Cantika) di rumah," papar ayah dari Komang Rupawan ini sembari memeluk cucu sulungnya, Putu Cantika. 

















sumber :nusabali.com

Related

Warta Semarapura 5683174873126217525

Post a Comment

emo-but-icon

item