Menko Luhut Akui Ada Masalah Keuangan pada Maskapai Nasional

Pesawat Lion Air.

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   PT Lion Mentari Airlines mengajukan permohonan penundaan pembayaran jasa kebandaraan di kuartal I kepada PT Angkasa Pura I (Persero). Penundaan ini dilakukan untuk masa waktu Januari hingga Maret tahun ini. Kesulitan keuangan diduga menjadi penyebab.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa saat ini maskapai penerbangan, termasuk Lion Air memang mengalami kendala keuangan, terkait biaya operasional yang tinggi.
"Ya sama saja. Lion itu, pesawatnya Terlalu banyak, sekarang dikurangi operation itu kan jadi cost juga," kata dia, di Jakarta, Selasa (11/6).
Dia menjelaskan, bahwa masalah keuangan tidak hanya mendera Lion Air, melainkan juga seluruh penyedia layanan burung besi di seluruh dunia. Tipisnya margin serta inefisiensi menjadi faktor pendorong.
"Ini airline dunia itu kan marginnya tipis. Semua ya bukan hanya kita. Jadi kalau tidak efisien itu kan kacau. Pemerintah sendiri, misalnya Avtur MOB-nya plus 21 kita mau kurangi ke bawah, kemudian PPn, kemudian airport tax itu, kemudian nanti LCC, low cost terminal itu. Semua nanti diperbaiki. Saya kira berapa minggu ke depan sudah harus jadi," ujarnya.
Bukan hanya maskapai berlogo singa saja yang mengalami hal demikian. Maskapai pelat merah Garuda Indonesia pun menderita masalah serupa. Ditambah lagi harga tiket pesawat maskapai domestik yang memang tergolong rendah jika dibandingkan dengan maskapai lain di dunia.
"Nah kan harga tiket kita salah satu lima besar harga termurah dari 80 perusahaan sedunia. Itu kan nggak sehat. Pemerintah sudah mewarisi Garuda ini memang nggak efisien. Sekarang karena begitu banyak pesawat dunia yang bangkrut harga sewa semua turun," ungkap Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini.
"Itu sekarang kita evaluasi. Misalnya orang dulu sewa 380 (Airbus A380) itu USD 1,6 juta, sekarang bisa USD 400 ribu. Haji mungkin memakai pesawat 380 biar efisien. Pesawat bagus, baru lagi. Sehingga itu akan merubah, cost Garuda akan lebih rendah dan juga lain-lain," tandasnya.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah telah terjadi duopoli di industri maskapai Indonesia.
Dugaan yang menyasar Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group tersebut, disebut telah menyebabkan harga tiket pesawat mahal.
"Jadi kalau duopoli itu saya kira ndak juga," kata dia saat ditemui, di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun membandingkan harga tiket pesawat maskapai yang ada di dunia. Menurut dia, tiket pesawat Garuda Indonesia merupakan salah satu yang termurah.
"Kalau kita lihat itu harga tiket pesawat Garuda itu masih 6 termurah di dunia dari 80 perusahaan di dunia," ujar Luhut.
Luhut menilai, mahalnya harga tiket saat ini lebih disebabkan oleh inefisiensi di tubuh perusahaan maskapai. Inefisiensi, lanjut dia, terjadi baik di Garuda Indonesia Group maupun Lion Air Group.
"Jadi hanya memang kesalahan kita ada banyak hal. Satu inefisiensi di Garuda, tapi sekarang Garuda sedang memperbaiki, baik itu di Lion juga," ungkapnya.
Sebagai contoh, lanjut Luhut, Garuda Indonesia dulu pernah membeli pesawat yang tidak pas sehingga dampak negatifnya terhadap efisiensi dirasakan saat ini.
"Kita punya di Garuda itu jenis-jenis pesawat yang tidak efisien juga, Bombardier yang dibeli dulu tapi sekarang sudah bisa mulai dijual kembali," ungkap Luhut.
"Jadi kita paham ada masalah ini, tapi Garuda tidak bisa juga bohongi dirinya karena dia punya utang-utang yang lalu, yang jatuh tempo tahun ini saja seberapa besar begitu. Nah ini yang sedang mereka selesaikan," tandasnya.




















sumber : liputan6.com

Related

Berita Ekonomi 1386516506292515291

Post a Comment

emo-but-icon

item