Potret Pilu Korban Banjir Bandang di Desa Urug Bogor yang Belum Tersentuh Bantuan

Desa Urug, Sukajaya, Bogor masih terisolasi pascabanjir bandang

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   Akses menuju Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor sudah terbuka. Namun begitu, masih terdapat beberapa desa yang terisolasi akibat ruas jalan menuju daerah tersebut tertutup longsor pasca-banjir bandang.
Salah satunya adalah Desa Urug, Sukajaya, Bogor. Terhitung mulai dari Desa Harkat Jaya, setidaknya ada tujuh titik longsoran yang menutupi ruas jalan menuju Desa Urug.
Tempat tinggal mereka banyak yang hancur diterjang banjir bandang akibat meluapnya Sungai Ciapus, anak Sungai Cidurian. Hingga Jumat 3 Januari 2020 sore, desa tersebut belum tersentuh bantuan.
Petugas dari instansi pemerintahan belum ada yang masuk ke Desa Urug membantu penanganan para korban bencana alam.
"Tadi kami ke sana melihat kondisi di sana, ternyata belum ada bantuan sama sekali. Kondisinya sangat memprihatikan. Rumah banyak yang hancur rata dengan tanah," kata pengurus Polmas Bogor Hermawan, Jumat (3/1/2020).
Ia mengatakan, para korban bencana di desa tersebut sangat membutuhkan pakaian, selimut, makanan bayi, air mineral, terpal, tikar, terutama tenaga medis untuk menangani korban bencana. Karena banyak balita dan anak-anak kini mulai terserang penyakit.
"Saking enggak punya baju, rata-rata para korban bencana selama tiga hari memakai baju itu-itu saja, termasuk anak-anak. Kami lihat juga anak-anak mulai terserang penyakit," ujar Hermawan.
Sejak bencana banjir bandang melanda kawasan itu, penanganan korban bencana dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Mereka yang tidak terdampak bahu membahu memberikan bantuan logistik seadanya.
"Karena belum ada tenda pengungsian, jadi mereka tidur di rumah adat, puskesmas, dan saudaranya yang tidak terdampak," kata dia.
Wakil Ketua Polmas Bogor Raya, Abimanyu menambahkan, Desa Urug salah satu desa di Kecamatan Sukajaya yang masih terisolasi akibat akses menuju wilayah itu tertutup longsor.
"Kami pun bisa menembus ke desa itu harus berjalan kaki selama 1,5 jam melewati hutan dan bukit terjal. Karena jalan utama banyak yang tertutup longsor," kata dia.
Material longsor sampai saat ini masih menimbun badan jalan. Belum terlihat ada upaya dari pemerintah daerah menyingkirkan material tanah, batu dan batang pohon yang menutupi badan jalan.
"Kades Urug punya alat berat ukuran sedang 1 unit. Dari kemarin dipakai untuk membuka akses, tapi saat ini alat berat berhenti beroperasi karena kehabisan solar," kata Abimanyu.
Dia berharap, pemerintah daerah tidak hanya segera menyalurkan bantuan logistik, namun juga bahan bakar solar agar alat berat itu bisa kembali dioperasikan untuk menyingkirkan material tanah.
"Mudah-mudahan ada yang mendengar soal permintaan di sana, karena ini sangat mendesak supaya akses mereka bisa segera terbuka," ujar dia.
Kabid Pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Dede Armansyah mengaku sudah menyalurkan bantuan logistik ke desa-desa terisolasi dengan menggunakan helikopter Super Puma Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja.
Bantuan sebanyak 1,7 ton logistik untuk disalurkan bagi para korban bencana banjir dan longsor di daerah terisolir seperti Desa Cileuksa, Urug, Cisarua, dan Pasir Madang.
"Bantuan logistik berupa mie instan, makanan bayi dan kebutuhan rumah tangga atau family kit dilakukan 3 kali penerbangan," kata dia.




















sumber : liputan6.com

Related

Indonesia 1966454961894340298

Post a Comment

emo-but-icon

item