Sanksi FIFA terhadap Sepak Bola Indonesia Ditanggapi Beragam

http://www.srinadifm.com/2015/05/sanksi-fifa-terhadap-sepak-bola.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Komite Eksekutif Federasi Sepak Bola Internasional, Federation
Internationale de Football Association (FIFA) akhirnya menjatuhkan
sanksi untuk federasi sepakbola Indonesia, PSSI. Dalam surat yang
ditandatangani Sekjen FIFA, Jerome Valcke, yang ditujukan kepada Sekjen
PSSI Azwan Karim disebutkan, ada pelanggaran statuta FIFA berupa
intervensi dari pemerintah Indonesia yang melakukan pembekuan kepada
PSSI. Sanksi dari FIFA ini ditanggapi beragam.
Pengamat sepak bola Hardimen Koto kepada VOA Minggu (31/5)
menyebutkan sanksi FIFA adalah sebuah pukulan untuk dunia sepak bola
Indonesia.
"Sanksi FIFA adalah pukulan yang jelas menyakitkan buat sepak bola
kita. Kita tau dengan sanksi ini, status keanggotaan Indonesia yang
selama 63 tahun menjadi members dari FIFA itu tercerabut," ujarnya.
Herdimen menjelaskan, akibat sanksi dari FIFA ini, semua tim
Indonesia, baik itu tim nasional di semua level usia termasuk klub-klub
tidak boleh berinteraksi dengan pergaulan internasional, seperti piala
ASIA dan kualifikasi Piala Dunia. Termasuk pula dihapuskannya semua
program pengembangan dari FIFA seperti kursus pelatih dan wasit. Dan
juga lanjut Herdimen, semua donasi dari FIFA yang bentuknya untuk
program pengembangan, dihentikan.
Namun demikian pendapat berbeda disampaikan oleh pengamat sepak bola
Kesit Budi Handoyo. Kepada VOA Kesit memastikan sanksi yang dijatuhkan
FIFA bukan akhir dari nasib dunia sepak bola Indonesia.
Kesit mengatakan, "Apa yang diberikan FIFA kepada PSSI, sejatinya sih
dijadikan titik balik, dijadikan momentum, jadi inspirasi buat
Indonesia untuk membenahi kondisi sepak bola Indonesia yang selama ini
masih morat marit. Jadi saya pikir jangan kemudian sanksi ini menjadikan
sepak bola Indonesia itu kiamat. Dunia belum kiamat. Kita masih punya
banyak kesempatan untuk membenahi ini."
Kesit berharap, Pemerintah segera melakukan langkah cepat pembenahan
dalam tubuh PSSI. Baik terkait soal audit investigatif dugaan ada mafia
anggaran maupun juga soal dibukanya kembali jadwal pertandingan
kompetisi sepak bola di Indonesia.
"Sekarang memang bola ada di tangan pemerintah. Pemerintah harus
menunjukan keseriusannya. Bahwa mereka bisa menjalankan niatnya. Tanpa
kemudian membuat persoalan baru. Pembekuan yang dilakukan oleh
pemerintah (terhdap PSSI), tidak serta merta mematikan kegiatan sepak
bola itu sendiri. Walaupun tidak berada di jalur FIFA, tetapi saya pikir
pemerintah punya tuga segera menggulirkan pertandingan sepak bola
apapun namanya," tambahnya.
Sementara itu, usai melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di
Indonesia, Presiden Joko Widodo Sabtu malam (30/5) menegaskan, sanksi
FIFA menjadi momen penting untuk melakukan pembenahan sepak bola
nasional.
Presiden mengaku kecewa dengan prestasi sepak bola selama 10 tahun
terakhir, di antaranya adalah peringkat Indonesia di FIFA sejak 2012
hanya bertengger di posisi 156 dan malah turun menjadi peringkat 159 di
2015 ini.
"Selama 10 tahun, prestasi kita itu apa? Prestasi PSSI itu apa? Ini
saya punya catatan, di 2002, 2006, 2010 tidak lolos kualifikasi Asia.
Kemudian di piala Asia AFC, 2004 hanya sampai babak 1. 2007 sampai babak
1. 2011 tidak lolos kualifikasi di tingkat Asia. Kemudian dilihat lagi
peringkat di FIFA. Sejak 2012 di angka 156 paling bawah diantara semua
negara. 2013, 161 peringkatnya. Di 2014, peringkatnya 159," ujarnya.
Presiden memastikan, dirinya tidak ingin, Indonesia hanya sekedar
ikut acara internasional tapi tidak ada prestasi yang membanggakan.
FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi kepada federasi sepakbola Indonesia.
FIFA menilai pemerintah Indonesia sudah melakukan pelanggaran dan
hukuman baru akan dicabut jika intervensi tidak lagi dilakukan.
Intervensi pemerintah, sebagaimana disebutkan FIFA, dianggap merupakan
pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA. Selama masa hukuman,
PSSI kehilangan hak keanggotaannya dan semua tim Indonesia (nasional
maupun klub) dilarang melakukan aktivitas internasional termasuk
berpartisipasi di kompetisi FIFA dan AFC.
Meski demikian, sanksi FIFA tidak berdampak kepada timnas Indonesia
yang akan berlaga di SEA Games 2015 di Singapura. Sebagai pengecualian,
timnas Indonesia bisa berkompetisi di SEA Games sampai selesai.
Source : voaindonesia.com