Air Bah Terjang Pantai Dreamland
http://www.srinadifm.com/2017/11/air-bah-terjang-pantai-dreamland.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kuta Selatan pada Senin (13/11) sore membuat sejumlah lokasi tergenang air. Bahkan, hujan yang terjadi kurang lebih selama tiga jam itu menyebabkan terjadinya air bah di muara Tukad Cemongkak yang berada di Pantai Dreamland Pecatu. Akibatnya, kepanikan pun terjadi karena sejumlah barang pedagang hanyut ke tengah laut.
Salah seorang anggota Kelompok Warung Deamland, Nyoman Kondra, Selasa (14/11) mengatakan, kejadian banjir sebenarnya kerap terjadi setiap musim penghujan. Namun banjir kali ini terjadi tak disangka-sangka karena berlangsung sangat cepat. Begitu hujan turun deras tak lama lagi banjir bandang menerjang. Akibatnya sebagian besar perlengkapan usaha seperti long chair (kursi santai) milik pedagang setempat tersapu banjir.
Dikatakan, pada saat banjir terjadi sebagian besar tenda sewaan di muara itu sudah ditutup, tetapi barang-barang seperti kursi beserta matras dan payung masih ditinggalkan di tempat. "Beruntung pada saat banjir bandang terjadi wisatawan yang sedang menikmati pantai turut bantu menyelamatkan kursi dan matras yang sudah ditinggal pemiliknya," tuturnya.
Kejadian seperti ini, dikatakannya memang selalu terjadi setiap musim hujan. Biasanya aliran air tidak sampai menyapu kursi dan matras, namun baru kali ini air sungai berbelok ke kanan hingga menyapu semua yang ada di sana. “Biasanya, aliran sungai mengalir lurus ke pantai, kemarin kok aliran air berbelok ke kanan, sehingga selain menyapu kursi dan matras, pasir laut juga tersapu,” ungkapnya.
Menurut Kondra, ada sebanyak 37 orang pemilik penyewaan long chair yang masuk dalam Kelompok Warung Deamland. Saat ini, kata dia, kunjungan wisatawan relatif sepi diduga karena adanya isu peningkatan aktivitas Gunung Agung.
Dikonfirmasi terpisah, Bendesa Adat Pecatu, Made Sumertha mengatakan, di Pantai Dreamland memang terdapat sebuah muara sungai mati. Sungai itu sering terjadi banjir saat musim hujan tiba. "Kini volume air pada alur sungai cenderung lebih besar ketimbang sebelumnya. Saya menduga ini terjadi karena maraknya pembangunan, sehingga membuat resapan jadi berkurang. Saya berharap agar ini menjadi atensi pemerintah," ujarnya.
Khusus mengenai alur sungai, Sumertha yang juga anggota DPRD Kabupaten Badung ini meminta agar pemerintah membantu melakukan penataan. "Mudah-mudahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera turun untuk mengecek kondisi lapangan. Takutnya pantai-pantai bisa tergerus banjir," pungkasnya.
sumber : nusabali.com