Bali Masih Akan Dilanda Hujan Lebat, BMKG Prediksi Sampai Seminggu
http://www.srinadifm.com/2017/12/bali-masih-akan-dilanda-hujan-lebat.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Hujan lebat disertai angin kencang melanda hampir seluruh wilayah Pulau Bali dalam dua hari berturut-turut.
Bahkan, hujan yang terjadi pada Rabu (20/12/2017) kemarin nyaris berlangsung seharian hingga menyebabkan genangan dan banjir di mana-mana.
Pohon-pohon pun bertumbangan dan menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah III Denpasar, hujan dengan durasi hingga seharian seperti yang terjadi kemarin bakal terjadi sampai seminggu ke depan.
"Hasil analisa kami, hujan seperti hari ini (kemarin, red) bisa sampai seminggu ke depan. Jadi diharapkan masyarakat agar selalu waspada," kata prakirawan dari BMKG, Wayan Wirata, kepada Tribun Bali, Rabu kemarin.
Fenomena ini, kata Wirata, sudah rutin terjadi setiap tahun di Bali.
Sebab, saat ini memang Bali sedang memasuki musim penghujan yang puncaknya diperkirakan pada bulan Februari 2018.
"Yang rawan saat musim hujan ini kan pohon-pohon tumbang. Jadi diharapkan agar dilakukan perompesan pohon-pohon yang rawan tumbang," harap Wirata.
Sementara untuk gelombang laut, khusus untuk Bali Selatan diprediksi setinggi 05, sampai 2,5 meter.
Wirata pun meminta para nelayan hati-hati dengan gelombang tinggi.
Kemarin, BMKG mencatat ada enam wilayah yang dilanda hujan deras sejak pagi hingga malam yaitu Denpasar, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Benoa, dan Tabanan.
Hari ini, enam wilayah ini diprediksi bakal dilanda hujan dari pagi sampai pukul 14.00 Wita.
Sedangkan cuaca untuk wilayah Negara, Singaraja, dan Celukan Bawang, dan Candi Kuning diprediksi cerah berawan.
Sementara itu, untuk prediksi BMKG pada pukul 14.00-sampai pukul 20.00 Wita, hanya lima wilayah yang diguyur hujan, di antaranya kawasan Benoa, Denpasar, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung.
Banjir Kiriman
Hujan deras yang terjadi seharian kemarin menyebabkan banjir dan genangan air di sejumlah titik di Kota Denpasar.
Luapan air yang sampai menutup badan jalan ini membuat sejumlah pengendara harus mendorong kendaraan mereka.
Seperti banjir di sepanjang Jalan Gunung Salak, Denpasar. Meskipun sudah dibuatkan drainase, namun setiap musim hujan, kawasan perbatasan antara Denpasar dan Badung ini masih menjadi langganan banjir.
"Ya memang biasa setiap hujan kota kena banjir dan sampah kiriman," kata Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Putra, kemarin.
Sore kemarin, sejumlah petugas dari Dinas PUPR Denpasarberjibaku mengangkut sampah-sampah yang tersumbat di drainase.
Meskipun hujan deras mengguyur, sejumlah pria itu tetap melanjutkan pekerjaannya.
Untuk diketahui, pada 2016 silam, Pemkab Badung telah menggelontorkan duit sebesar Rp 17 miliar untuk membenahi kondisi drainase di sepanjang Jalan Gunung Salak Utara, Kerobokan.
Namun, proyek itu tidak sampai menyentuh kawasan Jalan Gunung Salak Selatan yang masuk dalam kewenangan Pemkot Denpasar.
Itu sebabnya, luas drainase antara kawasan Badung dan Denpasartidak seimbang membuat aliran air meluap.
Namun demikian, Ngurah Putra mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Jalan Gunung Salak adalah akibat luapan air kiriman dari wilayah Badung.
"Kalau got terlalu kecil sih tidak ada masalah kalau tidak ada luberan sampah dari wilayah Badung," kata Ngurah Putra seraya mengaku tahun 2018 Dinas PUPR bakal memperlebar drainase di Jalan Gunung Salak.
Genangan air juga terjadi di Jalan Tukad Batanghari, Panjer, Denpasar Selatan, tepatnya di depan Gedung Pemondokan Wisma Abuan. Ketinggian air hampir mencapai 50 cm.
Nyoman Asmini, seorang warga yang kiosnya terdampak genangan mengatakan kondisi ini selalu terjadi setiap terjadi hujan.
“Kalau lebat bisa sampai setengah meter, masuk ke dalam kios. Kalau di luar sudah surut baru kita keluarkan airnya pakai gayung,” tuturnya.
Menurut warga lainnya, Jatmika, kondisi ini terjadi akibat saluran air yang menuju ke sungai menyempit.
“Saluran air ke sungai yang di sana itu menyempit, kemudian kemarin sempat ambruk gorong-gorongnya sehingga air agak tersumbat di sana,” katanya menjelaskan.
Mereka berharap pemerintah segera memperbaiki saluran yang menyempit tersebut sehingga aliran air menjadi lancar kembali.
“Solusi sekarang yang paling tepat adalah saluruan yang menuju ke sungai itu diperbesar lagi, kemudian air yang di perempatan lampu merah Batang Hari itu dibelokkan ke timur supaya tidak semua mengalir ke sini,” ungkapnya.
Kawasan elite Renon juga tak luput dari genangan air.
Setiap hujan Renon selalu tergenang, seperti sudah menjadi langganan. Kemarin tampak genangan air di sejumlah titik yang tingginya mencapai 30 cm.
Pohon Tumbang
Selain genangan air atau banjir, hujan lebat menyebabkan pohon-pohon bertumbangan di mana-mana.
Tak hanya di Denpasar, tapi juga daerah lain seperti Badung dan Tabanan.
Di Denpasar, setidaknya ada tujuh pohon tumbang kemarin.
Di antaranya di Jalan Drupadi, Jalan Pulau Moyo, Jalan Kerta Dalem Sidakarya, Jalan Ahmad Yani Utara, Jalan Wirama, Jalan Hang Tuah, Jalan Gurita, dan di daerah Serangan.
Hanya saja, karena intensitas hujan cukup tinggi disertai anggin kencang, sejumlah pohon pun bertumbangan.
"Hal ini dikarenakan oleh intensitas hujan yg cukup tinggi dan angin yg kencang. Untuk antisipasi sudah dilakukan berkala dengan perompesan beberapa pohon di jalan” kata Kasubag Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi Bagian Humas dan Protokol Setda Denpasar, I Wayan Hendaryana.
Sebelumnya, berdasarkan data dari DLHK Denpasar, pohon-pohon yang rawan tumbang berada di kawasan Jalan Raya Puputan Renon dan Lapangan Puputan Badung Denpasar.
Wilayah Badung juga dilanda "bencana" pohon tumbang di sejumlah titik, Rabu kemarin.
Meski hujan tidak terlalu deras, namun disertai angin kencang sehingga menyebabkan pohon-pohon bertumbangan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menyebutkan dalam satu hari kemarin terdapat 11 pohon tumbang di wilayah Badung.
Lima kejadian di Badung Utara, dan enam lainnya di wilayah Badung Selatan.
Termasuk juga tebing longsor disertai pohon tumbang di Banjar Beneh Kawan, Blahkiuh, Abiansemal.
Sementara di Tabanan ada lima titik pohon tumbang yang terjadi sejak dini hari, kemarin.
Dari data yang dihimpun di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan pohon tumbang pertama kali terjadi di jalur Bypass Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di sebelah barat kantor Polsek Selemadeg Timur.
"Di Bypass pohon tumbang jenis lentoro dengan tinggi sekitar lima meter, kemudian langsung dilakukan evakuasi oleh anggota BPBD dan anggota kepolisian," kata Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita, Rabu (20/12/2017).
Kemudian pohon bertumbangan di wilayah Sanggulan, areal hutan Kota Tabanan, Pesiapan, Jalan Pulau Seribu, dan di wilayah Subamia pohon tumbang menimpa kabel PLN.
Sucita menghimbau masyarakat agar tidak berada dan berteduh di bawah pohon untuk mengantisipasi adanya pohon tumbang berikutnya.
Begitu juga agar tetap waspada saat berkendara ketika hujan.
(TribunNews)