Kedubes China di Canberra Rilis Peringatan Keselamatan Bagi Warganya


Kedubes China di Canberra Rilis Peringatan Keselamatan Bagi Warganya

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Kedutaan Besar China di Canberra telah mengambil langkah yang tidak lazim untuk mengeluarkan peringatan keselamatan publik bagi para pelajar China di Australia karena "meningkatnya jumlah insiden yang melecehkan".

Poin kunci:
Sebanyak 170.000 pelajar China belajar di Australia
Media China melaporkan dua insiden kekerasan terhadap pelajar China secara besar-besaran
Beijing sangat marah dengan laporan media Australia mengenai campur tangan Partai Komunis.
Sebuah pemberitahuan yang diunggah di situs kedutaan pada hari Minggu (17/12/2017) mengingatkan para pelajar China untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan mereka dan mencantumkan nomor telepon konsulat China di seluruh Australia.
Pernyataan tersebut mengatakan, baru-baru ini terjadi peningkatan "insiden yang melecehkan" dan serangan terhadap pelajar China di berbagai wilayah Australia, dan mendesak pelajar untuk segera melaporkan masalah keamanan ke Kedutaan Besar China.
Keselamatan pelajar telah menjadi perhatian yang berkembang di antara 170.000 pelajar China di sekolah, universitas, akademi swasta dan pelatihan kejuruan di Australia.
Data pemerintah China menunjukkan, 98.000 di antara para pelajar mereka adalah mahasiswa Pendidikan tinggi, terhitung sepertiga dari total pasar mahasiswa universitas internasional Australia.
Banyak media berbahasa Mandarin melaporkan secara besar-besaran tentang kasus dua pelajar sekolah menengah asal China yang dipukuli dengan kejam di persimpangan bus Woden, Canberra, pada bulan Oktober.
Serangan tersebut mendorong Kedutaan China untuk secara terbuka mendesak Pemerintah Australia untuk mengambil tindakan untuk menjamin keamanan para pelajar China di Australia.
Kasus tersebut juga mendapat perhatian besar-besaran dari media di China dan kekhawatiran publik dari pejabat Kementerian Luar Negeri di Beijing.
Beberapa elemen media berbahasa China juga menafsirkan sebuah insiden pada bulan Agustus di Universitas Nasional Australia (ANU) di Canberra sebagai penargetan mahasiswa China.
Empat warga negara China terluka saat seorang mahasiswa Australia diduga mulai menyerang teman sekelasnya dan seorang tutor dengan tongkat baseball dalam kelas statistik.
Otoritas China mengemukakan kekhawatiran lebih lanjut pada bulan Juli tentang beberapa selebaran yang disebar di dua universitas di Melbourne yang menggunakan Bahasa Mandarin yang kacau untuk memeringatkan warga China bahwa mereka dilarang memasuki gedung dan bisa dideportasi.
Ketegangan makin meningkat antara Australia dan China
Ketegangan makin meningkat antara Australia dan China terkait wacana publik tentang campur tangan Partai Komunis terhadap Australia. (Reuters: Jason Lee)

Peringatan keamanan publik muncul di tengah hubungan yang memburuk antara Australia dan China terkait diskusi publik tentang campur tangan Partai Komunis China di Australia.
Pejabat Kementerian Luar Negeri bulan ini memanggil duta besar Australia untuk Beijing, Jan Adams, untuk mengeluhkan komentar Perdana Menteri Malcolm Turnbull secara formal, yang mengutip China di Parlemen, menjelang diajukannya undang-undang spionase yang baru.
Beijing juga marah dengan laporan media Australia tahun ini yang telah mendorong diskusi publik mengenai campur tangan Partai Komunis.
Laporan tersebut merinci sumbangan politik dari pengusaha China yang terkait dengan Kedutaan dan pengaruh kuat Beijing terhadap media Australia berbahasa China.
Bulan ini, juru bicara resmi Partai Komunis China menggambarkan retorika di Australia sebagai "xenofobia" -dalam upaya untuk menghubungkan kritik terhadap Partai dengan mengkritik semua warga China di Australia.
Selebaran ini ditulis dengan karakter China yang disederhanakan.
Selebaran ini ditulis dengan karakter China yang disederhanakan. (Supplied)

Setelah munculnya peringatan keselamatan terbaru, tabloid Global Times juga membawa Australia ke dalam kampanye domestik yang sedang berkembang untuk menekankan kemampuan Beijing untuk melindungi warga negara China di mana pun mereka berada di dunia.
"Para pelajar China perlu diingatkan bahwa Australia bukanlah China, dan mereka seharusnya tidak melebih-lebihkan keamanan publik negara lain," kata peneliti tamu dari Universitas Sun Yat-sen, Yu Lei, kepada Global Times.
"Di China, banyak remaja suka makan, minum dan bersenang-senang di luar setelah tengah malam dan pulang jam 3 pagi atau lebih larut, tapi di Australia, pengetahuan umumnya adalah bahwa Anda seharusnya tak keluar hingga larut malam," kata Yu Lei.
(detikNews.com)

Related

Dunia 1867447943159657896

Post a Comment

emo-but-icon

item