\
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali
Meski punya kegiatan superpadat, orang tetap disarankan punya waktu tidur yang cukup demi kualitas memori dan emosi yang baik.
Studi baru-baru ini mengungkap bahwa Jepang menjadi negara dengan waktu tidur paling sedikit, yakni satu jam lebih sedikit daripada negara-negara lain. Dikutip dari Sora News, perusahaan Polar Electro mengumpulkan data lewat alat fitness tracker atau pelacak kebugaran Polar A370 dan Polar M430. Alat ini memungkinkan pengguna mengetahui informasi terkait kebugarannya termasuk jarak tempuh, jumlah kalori, detak jantung hingga kualitas tidur. Perusahaan mengecek pengguna alat ini di 28 negara dan membandingkan antara pengguna wanita dan pria. Pria Jepang rata-rata tidur selama enam jam 30 menit sedangkan wanita Jepang enam jam 40 menit. Data ini menempatkan Jepang di posisi lima besar negara-negara dengan jam tidur paling sedikit.Pria-pria dengan jam tidur paling sedikit yakni Kolombia (6:49), Brazil (6:47), Israel dan Hongkong (6:42) dan Jepang (6:30). Sedangkan wanita ditempati oleh China (7:11), Kolombia (7:10), Hongkong (6:59), Israel (6:51) dan jepang (6:40).Di sisi lain, pria dengan jam tidur paling banyak ditempati oleh Filandia (7:24) disusul Estonia dan Perancis (7:23), Austria (7:21) dan Belanda (7:20). Untuk wanita, Finlandia dan Belgia punya jam tidur paling banyak yakni 7 jam 45 menit, kemudian disusul Estonia (7:44), Austria (7:36) dan Belanda serta Kanada (7:41).
Jepang memang dikenal sebagai negara dengan jam kerja panjang. Warganta bangun pagi-pagi dan tidur larut malam. Bahkan, mereka memanfaatkan tempat umum termasuk kereta sebagai tempat tidur dalam perjalanan pulang.
Studi tidak melibatkan variabel lain seperti usia dan pekerjaan partisipan. Asumsinya, partisipan adalah orang yang peduli akan kebugaran tubuh karena mereka menggunakan alat pelacak kebugaran.
Sebelumnya studi serupa juga dilakukan pada 2014. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh situs Jawbone, orang Jepang rata-rata hanya tidur selama 5 jam 44 menit semalam. Angka yang berbeda dengan studi dari Polar Electro, tetapi tetap pada kesimpulan yang sama, orang Jepang memiliki waktu tidur sangat sedikit.
Dikutip dari The Independent, pakar tidur Dr. Neil Stanley menyebut tidak semua orang butuh tidur delapan jam per hari. Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak mitos tentang tidur.
Menurutnya, kondisi tubuh membuat kebutuhan tidur tiap orang berbeda-beda. Hal itu juga berlaku bagi diri sendiri. Faktor aktivitas yang dilakukan dan kondisi tubuh yang berbeda di lain hari bisa membuat perbedaan kebutuhan jam tidur.
"Kebutuhan tidur itu bak ketinggian; kita semua berbeda. Berapa banyak yang kita butuhkan ditentukan secara genetis," ucap Stanley.
Menurutnya, waktu tidur selama delapan jam adalah rata-rata, bukan hal ideal. Yang terpenting, katanya, adalah tidur yang berkualitas demi perkembangan memori, emosi, dan fisik yang lebih baik.
"Jumlah tidur yang dibutuhkan adalah jumlah yang memungkinkan Anda terjaga, waspada, dan fokus di siang hari".
sumber : CNNIndonesia.com