Darmin Sebut Operasi Pasar Jadi Opsi Utama Jaga Harga Beras

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan operasi pasar menjadi satu-satunya opsi pemerintah untuk menjaga harga berasdi pasaran.

Hal itu disampaikan menyusul kebijakan pemerintah yang menunda rencana memangkas harga eceran tertinggi (HET) beras medium. Pemerintah berdalih hanya akan berfokus memperbaiki harga beras sesuai HET saat ini. 

Darmin mengatakan harga beras di pasaran kerap kali mengalami fluktuasi karena pasokan beras tak selalu berlimpah. Hal itu disebabkan oleh puncak musim panen yang menyebar.

"Sehingga tidak pernah ada penumpukan stok yang besar-besaran gitu. Kami dalam situasi begitu hanya bisa memengaruhi harga beras ini melalui operasi pasar dari beras yang kita impor, tak ada jalan lain," terang dia di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/6).

Darmin mengaku telah meminta Kementerian Perdagangan selaku pihak yang berwenang dalam operasi pasar untuk memperbesar volume operasi pasar sejak dua pekan sebelum lebaran.

"Itu (operasi pasar) sudah dijalankan selama dua bulan terakir ini, apalagi bulan puasa kemarin. Walaupun mungkin masih volumenya belum terlalu besar, itu yang kami minta supaya diperbesar seutuhnya sejak dua pekan sebelum lebaran," tutur dia.

Sebelumnya, pemerintah hendak menurunkan HET beras medium dan premium sebesar Rp500 per kilogram (kg) untuk menjaga harga di pasaran. Namun, kebijakan itu akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

"Iya memang akan turun (HET) sebesar Rp500 per kg. Itu rakortas pekan lalu," Menko Perekonomian Darmin Nasution, Selasa (5/6) lalu.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras medium nasional bertengger di level Rp11.500 per kilogram (kg) per 21 Juni 2018.

sumber : CNNIndonesia.com