Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia yang Sulit Ditangani
http://www.srinadifm.com/2018/09/penyebab-kematian-tertinggi-di-dunia.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali kronis kian menggerogoti banyak orang di seluruh dunia. Tercatat, ada empat tertinggi dan tak bisa ditangani oleh banyak negara di dunia.
Empat penyakit itu adalah , gangguan , kronis, dan . Sebanyak atau 7 dari 10 kematian di dunia disebabkan oleh empat penyakit ini.Penelitian terbaru memprediksi lebih dari setengah negara di dunia gagal mengurangi kematian dini akibat empat penyakit tersebut. Padahal, seluruh negara di dunia yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah berkomitmen mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SDGs), yang salah satu isinya meningkatkan kesehatan.
Laporan hasil kolaborasi The Lancet, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan beberapa organisasi lainnya ini menganalisis tingkat keberhasilan negara di dunia menangani empat penyakit penyebab kematian prematur tertinggi. Kematian prematur diartikan sebagai kematian dini sebelum usia 70 tahun. Peneliti menganalisis berdasarkan perbandingan tingkat perubahan dari 2010 hingga 2016 di 186 negara di dunia, termasuk Indonesia.Hasilnya, hanya 35 negara yang mampu mencapai target mengurangi kematian dini untuk perempuan dan 30 negara yang berhasi mengurangi kematian dini untuk laki-laki pada 2030.Beberapa negara yang berhasil mengurangi kematian dini pada perempuan dari empat penyakit itu di antaranya Korea Selatan, Singapura, Luksemburg, Norwegia, Selandia Baru, Kosta Rika, Denmark, Estonia, Republik Ceko, Maladewa, Thailang, Kroasia, Slovakia, Bahrain, Bosnia dan Herzegovina, Brasil, Qatar, Iran, Latvia, Belarus, Serbia, Kuwait, Samoa, Armenia, Makedonia, Oman, Azerbaijan, Rusia, Ukraina, Zambia, Kongo, Grenada, Timor Leste, Moldova, dan Kazakhstan.
Sedangkan untuk laki-laki di antaranya Islandia, Swedia, Swiss, Norwegia, Bahrain, Jepang, Korea Selatan, Luksemburg, Kanada, Selandia Baru, Irlandia, Singapura, Belanda, Denmark, Finlandia, Belgia, Iran, Maladewa, Argentina, Brasil, Republik Ceko, Timor Leste, Bosnia dan Herzegovina, Slovakia, Estonia, Makedonia, Latvia, Belarus, Rusia, dan Kazakhstan.Sementara Indonesia, gagal masuk dalam daftar negara yang berhasil mengurangi kematian dini akibat kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan diabetes untuk laki-laki dan perempuan."Penyebab terbesar di dunia ini tidak ditangani secara memadai," kata peneliti senior yang merupakan kepala kesehatan lingkungan global di Imperial College London, Profesor Majid Ezzati, melalui email kepada CNN.Ezzati menyarankan agar setiap negara dan lembaga kesehatan mulai membenahi penanganan kesehatan untuk mengurangi angka kematian dini.
sumber : antaranews.com