BTN dan BNI Optimis Penyaluran KPR Tumbuh Dua Digit
http://www.srinadifm.com/2019/01/btn-dan-bni-optimis-penyaluran-kpr.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali PT Bank Negara Indonesia Tbk () dan PT Bank Tabungan Negara Tbk () menargetkan pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat mencapai dua digit di tahun ini. Pertumbuhan KPR masih akan didorong oleh segmen rumah menengah yang didominasi pembeli pertama atau sebelumnya belum memiliki rumah.
Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tambok Simanjuntak mengatakan perusahaan cukup optimistis karena proyeksi analis mengatakan bahwa kondisi makroekonomi 2019 akan lebih baik dibanding tahun kemarin. Selain itu, ia juga yakin pertumbuhan KPR meningkat karena masih banyak masyarakat, khususnya keluarga milenial kelas menengah, yang masih membutuhkan hunian.
Hal itu, lanjut Tambok terlihat dari profil nasabah KPR BNI yang sebagian besar merupakan masyarakat yang baru pertama kali memiliki rumah. Namun, ia tak ingat proporsi golongan nasabah terhadap seluruh nasabah KPR BNI.
"Kenapa akan tumbuh, karena semua orang masih butuh rumah. Kebetulan nasabah kami adalah masyarakat yang memang pertama kali beli rumah, dan tren ini akan berlanjut," ujar Tambok kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/1).
Ia pun yakin pertumbuhan KPR BNI bisa menyentuh dua digit, atau di kisaran 13 persen hingga 15 persen sesuai target pertumbuhan total kredit perusahaan. Adapun hingga tahun lalu, total KPR outstanding BNI mencapai Rp40,75 triliun atau naik 9,9 persen dari 2017.
"Sebetulnya mau 10 persen, 11 persen, atau 12 persen itu tak apa, yang penting kredit kami tumbuh dan masuk ke arah double digit," tutur dia.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga menargetkan pertumbuhan serupa. Direktur Collection and Asset Management BTN Nixon Napitupulu mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan KPR tahun ini sebesar 15 persen.
Hanya saja, target pertumbuhan KPR tahun ini dianggap lebih rendah ketimbang realisasi pertumbuhan KPR tahun lalu sebesar 17 hingga 18 persen.
Nixon berujar ada beberapa alasan yang bikin BTN menurunkan target tersebut. Pertama, BTN melihat pertumbuhan ekonomi masih tidak akan bergerak jauh ketimbang tahun lalu, sehingga mungkin ada pengaruhnya ke permintaan rumah.
Alasan kedua, lanjut dia, adalah tahun politik. Menurut dia, tahun politik tidak akan berpengaruh kepada permintaan bagi masyarakat yang memang baru pertama kali membeli rumah. Namun, kondisi ini akan berpengaruh jika masyarakat memanfaatkan properti sebagai instrumen investasi.
"Jadi apakah tahun politik ada pengaruhnya, maybe yes maybe no. Jadi kami perkirakan permintaan kuartal I akan melemah sebelum pemilihan umum, dan hasilnya sudah kami sampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa kami menargetkan pertumbuhan KPR 15 persen," jelas Nixon.
Di samping itu, ada satu alasan internal perusahaan untuk menahan pertumbuhan KPR tahun ini. Ia menjelaskan, likuiditas perbankan terbilang ketat sejak tahun lalu sehingga perseroan mau tak mau mengerem laju KPR.
Namun, kondisi bisa berubah jika nantinya Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate. Jika itu terjadi, maka BTN akan merevisi target pertumbuhan penyaluran KPR tahun ini.
"Kami ramal setelah semester I mungkin ada pick up dari sisi ekonomi. Kalau interest rate ini turun, tentu penyaluran kredit bisa saja naik," pungkas dia.
sumber : CNNIndonesia.com