Pemerintah Diminta Desak Importir Keluarkan Stok Bawang Putih

Harga Bawang di Pasar Kramat Jati

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali    Pengaturan harga bawang putih di pasaran dinilai bukanlah hal yang rumit. Pemerintah hanya perlu mendesak importir untuk segera menggelontorkan stok bawang putih dari gudang-gudang mereka.
Ini diungkapkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI), Ngadiran. Menurut dia, ketersediaan stok bawang putih di pasaran sepenuhnya bergantung pada para importir.
Kondisi bawang putih di Indonesia yang 97 persen berasal dari impor membuat pasokan bawang putih dikuasai importir.
"Ya mau dibikin banyak, mau dibikin sedikit tergantung yang punya barang. Yang punya barang siapa, yang impor," kata dia kepada Merdeka.com, Rabu (8/5/2019).
"Memang susah atur harga bawang Bawang? Itu komoditi yang paling mudah diatur. Kalau orang-orang yang profesional memang paham. Orang canggih-canggih masa mengatur harga bawang saja nggak bisa. Itu kan keterlaluan," imbuhnya.
Ngadiran pun membantah jika ada pernyataan yang menyudutkan para pedagang eceran bawang putih sebagai pihak yang meraup untung besar dari kenaikan harga yang terjadi selama ini.
"Kan kata Pak Menteri, harga wajarnya Rp 25.000 sampai Rp 30.000 paling mahal. Karena standar harga mestinya Rp 20.000, minimal Rp 30.000 di eceran. Kalau sekarang sudah di atas Rp 70.000 bahkan daerah tertentu sudah Rp 100.000, yang ambil untung besar apakah pedagang pengecer?," ujar Ngadiran.
"Yang disalahin kan pedagang kecil melulu. Katanya ambil untung besar. Yang ambil untung besar yang importir itu, yang punya gudang itu. Keluarkan sedikit-sedikit. Harga sekian. Besok keluarin lagi harganya naikan lagi. Kan gitu. Yang naikin yang punya barang itu. Masa yang pengecer. Yang beli sekarung mau naikin harga," tegas dia.
Menurut dia, untuk menekan harga bawang putih, pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan perlu bertindak tegas dengan meminta importir bawang putih untuk menggelontorkan stok yang ada. Dengan demikian pasokan bawang putih di pasaran jadi lebih banyak.
"Dagang bawang itu super mudah karena 97 persen impor. Apa susahnya mengatur. Importir jelas, Si A, Si B, Si C. Gudangnya jelas. Buat apa itu dibuat pakai polisi ekonomi segala macam kok nggak bisa ngatasin ini," tandasnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh jajaran Kementerian Pertanian, harga bawang putih yang sempat menyetuh angka Rp 50 ribu per kilogram (Kg) mampu ditekan.
Amran mengaku telah melakukan pemantauan langsung ke pasar untuk memastikan harga bawang putih sudah turun sesuai target dalam tiga hari.  "Tadi saya datang ke pasar pagi. Sudah ada penurunan harga ya. Sesuai target Rp 30 ribu per kg dalam tiga hari," kata Amran, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Penurunan harga bawang putih merupakan hasil yang luar biasa. Pemerintah pun terus melakukan penambahan stok untuk menstabilkan harga bawang putih pada kisaran Rp 30 ribu per Kg.
"Hari ini kami gelontorkan dan harga kemarin itu sampai Rp 50 ribu per kg turun menjadi Rp 34 ribu per kg. Itu turun luar biasa, jadi kalimatnya sudah turun," tuturnya.
Amran mengungkapkan, Kementerian Pertanian sudah menggelontorkan 115 ribu ton bawang putih Untuk membuat stok stabil. Untuk luar wilayah Jakarta, telah didaftarkan bawang putih sebanyak 145 ribu ton.
"Saya pastikan pemerintah gelontorkan terus. karena kami datangkan 115 ribu ton. Luar Jakarta kami kirim. ini langsung dari Medan ada 145 ribu ton masuk. langsung menyebar gerakannya ini masif," paparnya.
Namun seorang ibu rumah tangga Sri Hartini (54) masih mengeluhkan mahalnya harga bawang putih sampai hari ini. Dia membeli bawang putih pada tingkat pengecer di Pasar Ciracas, Jakarta Timur Rp 80 ribu per kg.
"Harga bawang putih cutting masih mahal, tadi saya beli Rp 80 ribu di pengecer," tandasnya.
Sebelumnya, arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang kemarin telah menetapkan harga tertinggi bawang putih di seluruh Indonesia Rp 30 ribu per kilogram (kg) rupanya belum berbuah manis.
Sebab, harga jual bawang putih di pasar tradisional pada hari pertama puasa 1 Ramadan 1440 H terpantau masih tinggi.
Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat. Harga jual bawang putih di tempat ini justru mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 60 ribu per kg.
"Bawang putih (bulat) sekarang Rp 60 ribu (per kg). Sudah 3 hari. Sebelumnya Rp 50 ribu (per kg)," ujar Eniquana (31), salah seorang pedagang sayur di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (6/5/2019). 
Berbeda dengan bawang putih bulat, Eniquana menuturkan, bawang putih potong atau cutting secara harga justru telah turun sejak dua hari lalu. Yakni dari Rp 100 ribu per kg menjadi Rp 80 ribu per kg.
Masih tingginya harga bawang putih juga diutarakan seorang pedagang lain di pasar yang sama bernama Junaedi (29).
Dia mengatakan, harga bawang putih cutting yang dijualnya belum berubah sejak beberapa pekan terakhir.
"Bawang putih cutting belum turun. Sudah beberapa minggu harganya masih sama. Sekarang Rp 90 ribu per kg," ungkap Junaedi.
Tak jauh berbeda dengan bawang putih, harga jual bawang merah juga ikut meroket pada hari pertama puasa.
Eniquana menyatakan, harga bawang merah telah ia naikan sejak beberapa hari sebelum Ramadan.
"Bawang merah sekarang Rp 40 ribu (per kg), naik pas sekitar mau puasa. Harga standarnya sih sebenarnya dibawah Rp 30 ribu (per kg)," terang dia.
Namun begitu, kenaikan harga ini rupanya tidak diikuti oleh pedagang lain seperti Junaedi. Dia tetap memasang harga normal untuk bawang merah, yakni Rp 35 ribu. "Bawang merah standar, Rp 35 ribu per kg," tukasnya.
































sumber : liputan6.com

Related

Berita Ekonomi 5828154436169045814

Post a Comment

emo-but-icon

item