Jokowi: Persoalan Besar di Jakarta Hanya Ada Dua, Banjir dan Macet

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meninjau gudang beras Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ada dua persoalan besar di Jakarta yang harus diselesaikan yaitu, banjir dan macet. Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi banjir yang terjadi di Jakarta, Selasa 17 Desember 2019 kemarin.
"Persoalan besar yang ada di Jakarta itu hanya ada dua yang harus diselesaikan. Yang pertama banjir, kedua macet," kata Jokowi di Hotel Novotel Balikpapan Kalimantan Timur, Rabu (18/12/2019).
Dia mengatakan, pemerintah tengah membangun bendungan Sukamahi dan Ciawi untuk mengatasi permasalah banjir di Jakarta. Bendungan ini ditargetkan selesai pada akhir 2020.
"Kalau itu nanti jadi akan bisa lebih dikendalikan. Tapi juga sangat tergantung sekali banjir di Jakarta itu pembersihan got. Kemudian juga pelebaran dari Sungai Ciliwung yang sampai di Jakarta sudah menyempit," tutur Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut manajemen pengelolaan pintu air termasuk pengerukan waduk-waduk di Jakarta, seperti waduk Pluit, sangat diperlukan.
Sementara untuk persoalan macet, pemerintah telah membangun Moda Raya Terpadu (MRT) tahap I.
"Juga LRT yang akhir 2021 insyaallah sudah selesai. Itu akan sangat mengurangi macet," ujar dia.
Nantinya, pemerintah akan mengintegrasikan seluruh moda transportasi yang ada. Misalnya, MRT terintegrasi dengan halte TransJakarta dan bandara. Dia meyakini hal itu akan sangat mengurangi kemacetan di Jakarta.
"LRT gabung nanti dengan MRT dengan Transjakarta, dengan komuter kita, kereta bandara. Nanti mungkin dengan kereta cepat. Ada 6 diintegrasikan akan sgt mengurangi kemacetan di Jakarta," jelas Jokowi.
Kendati begitu, Jokowi menuturkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur lah yang menjadi solusi mengatasi dua permasalah itu. Sebab, dia menilai saat ini Jakarta sudah terlalu padat sebagai kota bisnis dan pemerintahan.
"Tapi kalau tidak pindah ibu kota ya memang tetap akan sulit karena semua orang mau meniti karir di Jakarta, bisnis di Jakarta. Semua mikirnya di seluruh tanah air ke Jakarta atau Jawa sehingga terjadi kepadatan penduduk," tutur dia.






















sumber: liputan6.com

Related

Indonesia 1833904517606790733

Post a Comment

emo-but-icon

item