Peringatan Baru WHO: Hati-hati Cabut Lockdown, Warning Vaksin

Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di dunia, agar sangat hati-hati. Ini terkait pencabutan pembatasan Covid-19.

WHO juga menegaskan vaksinasi tinggi tak akan bisa menghentikan penularan. Bahkan angkanya tetap bisa meningkat.

Badan kesehatan PBB itu juga mendesak pemerintah untuk tidak menyia-nyiakan keuntungan yang sudah diperoleh dengan susah payah terkait penurunan kasus. Jangan sampai, ujar WHO, rumah sakit dan petugas kesehatan kembali kewalahan.

"Saya akan sangat berhati-hati dalam pencabutan lengkap langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial saat ini, karena ada konsekuensi untuk itu," kata Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan, dalam konferensi pers, Rabu (7/7/2021), dikutip AFP.

Secara global, kata dia, WHO mencatat ada kenaikan kasus corona dua minggu terakhir. Padahal sebelumnya, kasus baru turun selama tujuh minggu berturut-turut.

Kasus Eropa melonjak 30% selama pekan ini. Padahal Eropa telah memberikan 70 dosis vaksin per 100 penduduk.

"Membuat asumsi bahwa penularan tidak akan meningkat karena kita membuka diri atau karena vaksin, adalah anggapan yang salah," kata Ryan lagi.

"Penularan akan meningkat ketika Anda membuka diri, karena kita tidak memberi vaksin di semua orang ... dan kita masih tidak yakin sejauh mana vaksinasi melindungi terhadap kemampuan untuk terinfeksi atau memiliki transmisi selanjutnya. "

"Dengan meningkatnya penularan di masyarakat, kami kemudian menempatkan kami yang paling rentan dalam risiko lagi."

Sebelumnya sejumlah negara sudah mulai menegaskan akan berdamai dengan corona. Negara itu antara lain, Singapura, yang membuat road map khusus terkait pandemi dan Inggris, yang segera membuka lockdown 9 Juli.

"Saya berharap di lingkungan Eropa kita tidak akan melihat kembalinya rumah sakit yang kewalahan dan petugas kesehatan yang kelelahan. Tapi itu tidak pasti," kata Ryan lagi.

"Pembukaan dengan cakupan vaksin yang rendah dan varian yang beredar saat ini adalah 'campuran racun' yang nyata untuk mengisi penuh rumah sakit. Ini adalah sesuatu yang mutlak harus dihindari".

Mengutip Worldometers, di dunia sudah ada 185 juta orang terinfeksi corona sejak wabah muncul di China akhir 2019. Sebanyak 4 juta orang meninggal meski 170 juta dinyatakan sembuh.


Dikutip dari CNBC Indonesia

Related

Dunia 3686471193495516077

Post a Comment

emo-but-icon

item