Ketika uang jemaah dipakai bos First Travel liburan dan beli sepatu



Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus menemukan sejumlah aliran dana calon jemaah yang dipakai dua bos First Travel. Selain membeli sejumlah aset, uang itu juga diperuntukan untuk berfoya-foya.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Herry Rudolf Nahak menyatakan jumlah uang jemaah belum diberangkatkan mencapai Rp 848.700.100.000. Berdasarkan penelusuran Bareskrim Polri, jumlah jemaah promo umrah sejak Desember 2016 hingga Mei 2017 mencapai 72.682 orang.

"Di saat pemberangkatan yang kacau, pelaku di bulan Mei 2017 kembali menawarkan paket Ramadhan dengan biaya tambahan Rp 3 juta hingga Rp 8 juta per jemaah," katanya dalam jumpa pers di Bareskrim Gedung KKP, Gambir, JakartaPusat, Selasa (22/8).

Sejumlah aset Andika Surachman dan sang istri Anniesa Hasibuan ditemukan. Empat mobil dan butik sudah disita. Untuk kantor First Travel dan rumah mewah di Sentul City, Bogor, ternyata sudah dijaminkan. Polisi juga membidik restoran di London. 

PPATK sudah melakukan penelusuran sejak Juli 2017. Ketua PPATK, Kiagus Badarudin mengatakan, bahwa ada beberapa aliran dana calon jemaah umrah yang diinvestasi ke valuta asing (valas).

"Kami lihat paling tidak ada tiga jenis itu. Pertama, uang masuk itu kemudian dia salurkan dalam bentuk rekening lain, ada yang valas, rupiah, pindah lokasi, mendekati bisnis dia yang lain," kata Kiagus saat ditemui di kantornya, Kamis (24/8).

Selain itu, bos First Travel juga menggunakan uang calon jemaah umrah untuk kepentingan belanja terkait bisnis. Beberapa di antaranya untuk belanja tiket, dan juga membayar jasa sewa hotel.

"Tiket, hotel, yang berkaitan dengan jemaah. Kedua ada yang diinvestasikan. Ketiga yang dikeluarkan dalam bentuk keperluan lain, kaya pribadi, dan sebagainya," ujarnya.

Kiagus juga menyebut bahwa uang First Travel yang dipakai untuk keperluan pribadi di antaranya membeli rumah, mobil, dan tanah. Bahkan, ada beberapa uang tersebut digunakan oleh bos First Travel untuk liburan.

"Ada yang dibelikan mobil, rumah, tanah, atau juga ada pengeluaran yang sifatnya non, tidak bisa dilihat. Dalam arti liburan, barang-barang yang keperluan pribadi, misalnya sepatu," sebutnya.

Hingga kini, uang hampir Rp 1 triliun itu belum diketahui kemana atau di mana keberadaannya. Yang mengejutkan, First Travel juga sementara diketahui memiliki utang kepada sejumlah provider yakni provider tiket sebesar Rp 85 miliar, utang kepada provider visa Rp 9,7 miliar dan utang kepada 3 hotel di Arab Saudi sebesar Rp 24 miliar.

Jika ditotal dari tiga utang tersebut, untuk sementara total utang First Travel mencapai Rp 118,7 miliar. Jumlah yang sangat besar.

Saat jumpa pers kemarin, Andika, Anniesa Hasibuan; serta adik Anniesa, Siti Nuraidah alias Kiki Hasibuan yang menjabat sebagai direktur keuangan dihadirkan. Namun saat dicecar kemana uang jemaah semuanya kompak. Diam.

Berikut aset yang sudah diamankan:

Tujuh bangunan yang dimiliki Andika dan Anniesa telah disita, antara lain rumah di Sentul City, Jalan Venesia Selatan Nomor 99, Sumur Batu Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Kemudian rumah tinggal di kompleks Vasa Cluster, Jalan Kebagusan Dalam IV Nomor 5 Kavling D, Pasar Minggu.

Kemudian, rumah kontrakan di Jalan Benda Raya, Gang Bambu Kuning Nomor 15, Cilandak, Jakarta Selatan. Tiga kantor First Travel di Cimanggis, Jalan TB Sumatupang, dan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Anniesa yang juga desainer ternyata memiliki butik di Gedung Promenade Nomer 20 Unit F dan G, Jalan Bangka Raya Kemang.

(Merdeka.com)

Related

Indonesia 1820287148781555458

Post a Comment

emo-but-icon

item