Wow, Badung Wacanakan Bangun Kereta Gantung di Pelaga
http://www.srinadifm.com/2017/11/wow-badung-wacanakan-bangun-kereta.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Untuk menikmati keindahan alam dari atas sebuah kereta gantung, masyarakat tak perlu lagi jauh-jauh datang ke Jakarta, atau negara tetangga seperti Malaysia maupun China.
Sebab, Pemerintah Kabupaten Badung berencana membangun kereta gantung sepanjang 8 km di wilayah Badung Utara.
Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata tersebut kini sedang dikaji serius oleh pemerintah. Mengingat dana yang digelontorkan lumayan besar. Pemerintah berharap dengan pembangunan kereta gantung ini para wisatawan semakin melirik wilayah Badung Utara, sehingga secara otomatis pula mendongkrak tingkat kunjungan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra mengemukakan, lokasi pembangunan kereta gantung rencananya di Desa Pelaga, Kecamatan Petang. “Nanti dari Jembatan Tukad Bangkung menuju ke Air Terjun Nungnung dengan panjang 4 km, jadi bolak balik 8 km,” katanya, Minggu (20/11) kemarin.
Dengan perkiraan jarak tempuh kurang lebih satu jam, para wisatawan bisa menikmati pemandangan alam nan hijau yang ada dibawahnya. “Jadi wisatawan akan disuguhkan pemandangan alam di sana,” kata Badra lagi. Selain kereta gantung, sebagai pelengkap dari keberadaan kereta gantung, pemerintah juga berencana membangun sejumlah wahana pendukung.
Berkenaan dengan hal itu, kata dia, sedang ada pembahasan perubahan zona tata ruang dengan Kementerian PUPR di pusat. Sebab saat ini wilayah Badung masuk zona limitasi. Untuk bisa dibangun infrastruktur, harus ada perubahan zona tata ruang.
Mengingat baru tahap wacana, birokrat asal Kuta itu masih belum berani memperkirakan besaran anggaran pembangunan kereta gantung tersebut. “Sekarang masih menunggu studi kelayakan (feasibility study), agar kita punya gambaran secara utuh. Tahun depan baru kita kerjakan studi kelayakannya,” ungkap Badra sembari menyatakan anggaran untuk studi kelayakan sebesar Rp 500 juta. “Setelah studi kelayakan selesai, baru melangkah ke tahap selanjutnya yakni penyusunan Detail Engineering Design (DED). Sehabis itu nanti untuk teknisnya kami serahkan ke PUPR,” imbuh Badra. “Setelah studi kelayakan keluar, baru diketahui berapa sih anggaran untuk membangunan infrastruktur ini (kereta gantung, red). Yang jelas, anggaran tetap menyesuaikan dengan APBD Badung,” tandasnya.
Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata tersebut kini sedang dikaji serius oleh pemerintah. Mengingat dana yang digelontorkan lumayan besar. Pemerintah berharap dengan pembangunan kereta gantung ini para wisatawan semakin melirik wilayah Badung Utara, sehingga secara otomatis pula mendongkrak tingkat kunjungan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra mengemukakan, lokasi pembangunan kereta gantung rencananya di Desa Pelaga, Kecamatan Petang. “Nanti dari Jembatan Tukad Bangkung menuju ke Air Terjun Nungnung dengan panjang 4 km, jadi bolak balik 8 km,” katanya, Minggu (20/11) kemarin.
Dengan perkiraan jarak tempuh kurang lebih satu jam, para wisatawan bisa menikmati pemandangan alam nan hijau yang ada dibawahnya. “Jadi wisatawan akan disuguhkan pemandangan alam di sana,” kata Badra lagi. Selain kereta gantung, sebagai pelengkap dari keberadaan kereta gantung, pemerintah juga berencana membangun sejumlah wahana pendukung.
Berkenaan dengan hal itu, kata dia, sedang ada pembahasan perubahan zona tata ruang dengan Kementerian PUPR di pusat. Sebab saat ini wilayah Badung masuk zona limitasi. Untuk bisa dibangun infrastruktur, harus ada perubahan zona tata ruang.
Mengingat baru tahap wacana, birokrat asal Kuta itu masih belum berani memperkirakan besaran anggaran pembangunan kereta gantung tersebut. “Sekarang masih menunggu studi kelayakan (feasibility study), agar kita punya gambaran secara utuh. Tahun depan baru kita kerjakan studi kelayakannya,” ungkap Badra sembari menyatakan anggaran untuk studi kelayakan sebesar Rp 500 juta. “Setelah studi kelayakan selesai, baru melangkah ke tahap selanjutnya yakni penyusunan Detail Engineering Design (DED). Sehabis itu nanti untuk teknisnya kami serahkan ke PUPR,” imbuh Badra. “Setelah studi kelayakan keluar, baru diketahui berapa sih anggaran untuk membangunan infrastruktur ini (kereta gantung, red). Yang jelas, anggaran tetap menyesuaikan dengan APBD Badung,” tandasnya.
(NusaBali)