Dubes Diminta Perbaiki Citra Sawit di Pasar Non Tradisional

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Kampanye hitam terhadap produk kelapa sawit Indonesia di negara Barat menjadi perhatian penting pemerintah. Sebab, sawit sebagai salah satu potensi besar yang dimiliki, berdampak besar pada perekonomian rakyat dan nilai ekspor Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, bahwa dalam Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI pekan ini, para duta besar di luar negeri diminta untuk mengubah mind set atau cara berpikirnya terhadap kelapa sawit.
"Kesepakatan kita agar semua mengubah mind set terhadap kelapa sawit. Tidak saja merupakan produk penting untuk makanan, tetapi juga menjadi sumber penting dalam energi terbarukan," kata Arrmanatha di Jakarta, Jumat, 16 Februari 2018.
Arrmanatha menjelaskan, bahwa apabila Indonesia mendorong peningkatan produksi sawit, tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan Indonesia akan menjadi produsen terbesar untuk biodiesel, yang menggunakan produk sawit.
Untuk diketahui, saat ini ekspor sawit Indonesia mencapai sekitar Rp244,4 triliun, atau sekitar 12,3 persen dari total nilai keseluruhan ekspor Tanah Air. Mengingat pentingnya produk tersebut, maka perwakilan Indonesia di luar negeri diminta untuk pro aktif mendorong promosi sawit dan meningkatkan upaya diversifikasi pasar.
Saat ini, tiga negara yang menjadi tujuan utama ekspor kelapa sawit Indonesia antara lain India, Tiongkok dan Pakistan. Namun demikian masih banyak negara pasar non tradisional yang patut dilirik untuk menjadi tujuan ekspor Indonesia.
"Banyak negara lain, seperti Afrika yang potensial yang belum kita garap. Kita berupaya menggarap pasar untuk buka akses untuk produk sawit Indonesia."

dikutip dari Viva

Related

Ekonomi 6113781050179841529

Post a Comment

emo-but-icon

item