Srinadi 99,7 FM | Radio Bali
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drud Administration (FDA) mengambil langkah untuk menurunkan kadar nikotin dalam rokok. FDA berencana mengusulkan peraturan baru yang bakal membatasi kadar nikotin pada rokok.
Komisioner FDA, Scott Gottlieb menjelaskan peraturan ini bertujuan untuk menurunkan jumlah nikotin yang beredar di masyarakat. Nikotin dinilai menjadi penyebab kecanduan terbesar pada rokok yang mengakibatkan banyak persoalan kesehatan termasuk kematian."Peraturan baru ini merupakan kerangka kerja kebijakan komprehensif yang kami percaya dapat membantu menghindari jutaan kematian terkait tembakau di seluruh negeri," kata Gottlieb dalam keterangan resmi yang dirilis FDA.
Profesor kesehatan masyarakat di University of Pennsylvania Perelman School of Medicine, Andrew Strasser menjelaskan bahwa FDA bakal mengatur jumlah nikotin yang terdapat dalam rokok.
"Perubahan ini sangat menarik dan mendorong bidang kami," kata Strasser kepada Live Science.
Menurut Strasser, salah satu cara yang bakal dilakukan FDA untuk mengatur kadar nikotin dalam tembakau adalah melalui rekayasa genetik. Nantinya, para ahli memodifikasi gen saat menanam tembakau.
Rekayasa genetik itu bakal menghasilkan tembakau yang tidak memiliki nikotin. Tembakau jenis ini bakal dikombinasikan dengan tembakau yang ada saat ini untuk menciptakan rokok rendah nikotin.
Menurut Forbes, rokok rendah nikotin sebenarnya sudah dibuat untuk tujuan penelitian. Perusahaan rokok bernama Vector Tobacco juga pernah memasarkan rokok rendah nikotin. Hanya saja, rokok yang disebut dengan rokok ringan ini dapat dimanipulasi oleh pengguna dan justru menghasilkan rokok dengan kandungan nikotin yang lebih banyak.
Dengan rekayasa genetik, Strasser menyebut manipulasi itu tak lagi bisa dilakukan. Rokok rendah nikotin ini diyakini dapat mengurangi tingkat kecanduan pada tembakau. Dalam studi yang dipublikasikan pada 2015, orang yang menghisap rendah nikotin, merokok lebih sedikit dan tidak ketergantungan pada nikotin daripada merokok dengan nikotin yang ada saat ini.
Dalam penelitian pada 2016, Strasser juga menemukan hubungan rokok rendah nikotin dengan penurunan merokok. Rokok rendah nikotin dikategorikan mengandung 0,4-2,4 miligram nikotin per gram rokok. Sedangkan rokok yang beredar saat ini rata-rata mengandung 15,8 gram nikotin per gram rokok.
Jika penerapan ini berhasil dilakukan di Amerika Serikat, tak menutup kemungkinan dunia termasuk Indonesia mengadopsi peraturan yang sama.
sumber : CNNIndonesia.com