Bertemu PM China, Jokowi Ingin Kurangi Defisit Perdagangan

Bertemu PM China, Jokowi Ingin Kurangi Defisit Perdagangan

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali      Indonesia bertekad untuk mengurangi defisit perdagangan dengan China. Niat tersebut bakal diwujudkan dengan upaya peningkatan kerja sama ekonomi yang dibahas Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri China Li Keqiang di Istana Bogor, Minggu (6/5).

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Jokowi dan Li akan fokus membahas penguatan kerja sama ekonomi, terutama upaya memperkecil defisit perdagangan kedua negara.

"Kerja sama ekonomi pasti disinggung Li dan Jokowi. Indonesia ingin mendorong agar defisit neraca perdagangan semakin dikurangi," ucap Retno saat ditemui di kantornya di Jakarta, Jumat (4/5).
Retno mengatakan defisit perdagangan Jakarta dan Beijing terus berkurang dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data selama 2015-2017, paparnya, defisit perdagangan kedua negara berkurang 11,63 persen.

Data Kementerian Perdagangan RI menunjukkan terhitung Januari hingga Agustus 2017 defisit perdagangan Indonesia-China mencapai US$8,4 miliar, lebih baik dari rekor dalam periode yang sama di 2016 mencapai US$9,9 miliar.
"Ini adalah kemajuan yang sangat berarti dan tidak mudah. Turunnya defisit perdagangan selama dua tahun terakhir tak lepas dari engagement Indonesia terhadap China," kata Retno.

Selain membahas neraca perdagangan, Retno mengatakan Jokowi juga ingin meningkatkan ekspor Indonesia ke China terutama dalam komoditas kelapa sawit, sarang burung walet, kopi, dan kokoa.

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga ingin mendorong perbaikan pengelolaan investasi Indonesia di China yang mencakup kualitas dan manfaat investasi, pemanfaatan tenaga kerja, hingga transfer teknologi.

"Intinya, presiden ingin mendorong kerja sama ekonomi kedua negara itu menghasilkan win-win solution," kata Retno.
Selain urusan ekonomi, Retno memaparkan kedua pemimpin juga tak menutup kemungkinan akan membahas sejumlah isu regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara.

Dia mengatakan beberapa isu perhatian yang mungkin dibahas Jokowi dan Li antara lain stabilitas keamanan dan kemajuan negosiasi kode etik di Laut China Selatan.

Isu Semenanjung Korea, papar Retno, juga kemungkinan dibahas Jokowi dan Li.

"Bukan tidak mungkin bahwa isu situasi di kawasan atau dunia akan dibahas kedua pemimpin selain isu bilateral," ujar Retno.

"Soal Semenanjung Korea juga sama, posisi kedua negara juga jelas sama dalam hal itu. Indonesia sangat mendukung upaya damai antara Korea Utara dan Korea Selatan," kata Menlu RI.




























sumber : CNNIndonesia.com

Related

Dunia 952361104342585479

Post a Comment

emo-but-icon

item