Cuaca Cerah, Warga Buru Layang-Layang
http://www.srinadifm.com/2017/06/cuaca-cerah-warga-buru-layang-layang.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Cuaca mulai ‘ramah’, bisnis layang-layang kembali bergairah.
Hal tersebut terlihat sepanjang jalan raya Sempidi- Denpasar. Toko dan warung-warung yang menyediakan laying-layang ‘diluberi’ penggemar layang-layang. Sebagian besar anak-anak yang didampingi orang tua mereka. Sebagian lagi kalangan remaja.
“Ini anak-anak merengek mau beli,” ujar I Ketut Astawan, salah seorang pembeli, Rabu (28/6). Dia dan anaknya jauh-jauh dari Sanur ke Sempidi untuk membeli layang-layang.
I Gusti Made Ardika, salah seorang perajin layang-layang menuturkan ‘bisnis’ layang-layang tahun ini lumayan bagus. “ Terus terang kami sampai kewalahan menerima pesanan,” ujar lelaki asal Banjar Tengah Desa Sempidi.
Itu karena permintaan layang –layang meningkat dratis. Bukan hanya dari Badung dan Denpasar, namun permintaan dari seluruh Bali. “ Kecuali dari Karangasem tidak ada yang yang pesan pada saya,” ucapnya.
Rata- rata pembelian di atas Rp 1 juta. “Malah ada sampai 4 juta. Itu akan dijual lagi,” ungkap kakek 2 cucu ini.
Hal senada disampaikan Ni Nyoman Suastini, pedagang layang-layang lainnya. “Astungkara, sejak beberapa waktu lalu cukup ramai,” ujar Suastini. Dikatakan Suastini yang membeli layang-layang padanya, adalah pedagang. “ Mereka akan jual lagi di daerahnya,” tambahnya.
Dari penuturan para perajin dan penjual layang-layang di Sempidi, larisnya layang-layang karena angin yang baik, maksudnya bagus untuk menaikkan layang dan cuaca cerah. Hal itu sudah berlangsung sejak sejak beberapa bulan lalu.
“Usai Hari Nyepi lalu sampai sekarang masih bagus,” kata Gusti Ardika. Sedang pada 2016 lalu, bisnis layang-layang perajin layang di Sempidi lesu, karena sering hujan dan embusan angin tidak menentu. “Sekarang kami rasa paling ramai,” tambah Gusti Ardika.
Desa Sempidi, khusus di Banjar Tengah dikenal sebagai sentra kerajinan layang-layang. Ada puluhan perajin merakit layang-layang setiap hari. Selain dijual di toko-toko dan warung sekitar, layang-layang buatan perajin Sempidi banyak pemesan dari luar. Termasuk juga dari luar Bali, seperti Jawa.
Harga layang-layang tergantung bahan, ukuran atau besar serta bahannya. Dari Rp 4.000 per biji sampai Rp 250.000 ribu. Bahannya dari plastik, kain peles dan perasut. Adapun jenis layang-layang produksi perajiin adalah jenis layang-layang tradisional, bebean, pecukan dan janggar. Sedang layang kreasi berupa layang-layang bentuk burung hantu, capung, kelalawar dan lainnya.
“Ini anak-anak merengek mau beli,” ujar I Ketut Astawan, salah seorang pembeli, Rabu (28/6). Dia dan anaknya jauh-jauh dari Sanur ke Sempidi untuk membeli layang-layang.
I Gusti Made Ardika, salah seorang perajin layang-layang menuturkan ‘bisnis’ layang-layang tahun ini lumayan bagus. “ Terus terang kami sampai kewalahan menerima pesanan,” ujar lelaki asal Banjar Tengah Desa Sempidi.
Itu karena permintaan layang –layang meningkat dratis. Bukan hanya dari Badung dan Denpasar, namun permintaan dari seluruh Bali. “ Kecuali dari Karangasem tidak ada yang yang pesan pada saya,” ucapnya.
Rata- rata pembelian di atas Rp 1 juta. “Malah ada sampai 4 juta. Itu akan dijual lagi,” ungkap kakek 2 cucu ini.
Hal senada disampaikan Ni Nyoman Suastini, pedagang layang-layang lainnya. “Astungkara, sejak beberapa waktu lalu cukup ramai,” ujar Suastini. Dikatakan Suastini yang membeli layang-layang padanya, adalah pedagang. “ Mereka akan jual lagi di daerahnya,” tambahnya.
Dari penuturan para perajin dan penjual layang-layang di Sempidi, larisnya layang-layang karena angin yang baik, maksudnya bagus untuk menaikkan layang dan cuaca cerah. Hal itu sudah berlangsung sejak sejak beberapa bulan lalu.
“Usai Hari Nyepi lalu sampai sekarang masih bagus,” kata Gusti Ardika. Sedang pada 2016 lalu, bisnis layang-layang perajin layang di Sempidi lesu, karena sering hujan dan embusan angin tidak menentu. “Sekarang kami rasa paling ramai,” tambah Gusti Ardika.
Desa Sempidi, khusus di Banjar Tengah dikenal sebagai sentra kerajinan layang-layang. Ada puluhan perajin merakit layang-layang setiap hari. Selain dijual di toko-toko dan warung sekitar, layang-layang buatan perajin Sempidi banyak pemesan dari luar. Termasuk juga dari luar Bali, seperti Jawa.
Harga layang-layang tergantung bahan, ukuran atau besar serta bahannya. Dari Rp 4.000 per biji sampai Rp 250.000 ribu. Bahannya dari plastik, kain peles dan perasut. Adapun jenis layang-layang produksi perajiin adalah jenis layang-layang tradisional, bebean, pecukan dan janggar. Sedang layang kreasi berupa layang-layang bentuk burung hantu, capung, kelalawar dan lainnya.
(NusaBali)