Pengamat: Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Berpotensi Negatif
http://www.srinadifm.com/2018/03/pengamat-pertumbuhan-ekonomi-tahun-ini.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyebut pertumbuhan ekonomi tahun ini berpotensi negatif akibat neraca perdagangan defisit dalam tiga bulan terakhir.
"Defisit perdagangan selama tiga bulan berturut-turut (Desember 2017 - Februari 2018) adalah yang pertama kali terjadi sejak 2014 lalu. Sebelumnya, kita menikmati surplus," ujarnya, mengutip Antara, Senin (26/3).Angka defisit pada Februari sebesar Rp1,6 triliun, sehingga total nilai defisit dalam tiga bulan terakhir menjadi Rp15,1 triliun.
Menurut Faisal, pemerintah harus menganggap persoalan tersebut serius, karena salah satu dampaknya adalah kesulitan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun ini."Net ekspor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi selama tahun lalu, berpotensi memberikan sumbangan negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini," terang dia.Selain itu, pemerintah perlu memahami bahwa defisit perdagangan juga akan semakin mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit).
Hal itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar rupiah, selain faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan pada Februari 2018 tersebut dipicu oleh defisit sektor migas sekitar Rp12 triliun. Sementara, sektor perdagangan nonmigas surplus sebesar Rp10,3 triliun."Defisit selama tiga bulan berturut-turut ini harus menjadi perhatian kita. Ini tentunya menjadi peringatan buat kita semua, Januari-Februari 2018, defisit sebesar Rp12 triliun," katanya.
Tercatat pada Januari 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar Rp10,4 triliun, atau lebih tinggi dari Februari 2018. Diharapkan, bulan berikutnya neraca perdagangan Indonesia bisa kembali mengantongi surplus.Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan mengantongi surplus 32,12 juta ton yang didorong surplus neraca nonmigas sebesar 32,57 juta ton dan neraca perdagangan migas defisit 0,46 juta ton.
sumber : CNNindonesia.com