Lawatan Anwar ke Jakarta Disebut Pertegas Niat Reformasi

Lawatan Anwar ke Jakarta Disebut Pertegas Niat Reformasi

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali   Mantan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Alfitra Salam, menganggap lawatan politikus Malaysia Anwar Ibrahim ke Jakarta, Minggu (21/5), dilakukan sebagai penegasan niat sebagai tokoh reformasi untuk merombak pemerintahan Negeri Jiran.

"Kunjungannya ke Jakarta digunakan Anwar untuk menunjukkan komitmen reformasinya ke publik Malaysia. Sebab, bagi Anwar Indonesia merupakan inspirasi reformasi," kata Afitra saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (21/5).

Salah satu Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI itu memaparkan bahwa Anwar juga selama ini memiliki kedekatan dengan sejumlah politikus dan tokoh Islam di Indonesia, salah satunya Presiden Ke-3 RI, BJ Habibie.
Menurut Alfitra, Anwar menggunakan kunjungannya ke Jakarta untuk bersilaturahmi dengan rekan dan kerabatnya di Indonesia setelah tiga tahun terakhir di terisolasi di penjara.


Selain itu, dia menganggap lawatan Anwar ke Indonesia tak lama setelah bebas menunjukkan bahwa pria 70 tahun itu menganggap Indonesia sebagai salah satu tetangga terpenting Malaysia di kawasan.

"Selain bersilaturahmi dengan rekan-rekannya di Jakarta, Anwar juga selama ini menganggap Indonesia sebagai saudara dekat Malaysia," kata Alfitra.

"Sebagai calon Perdana Menteri yang dijanjikan Mahathir, Anwar pun ingin mulai menegaskan dirinya sebagai politikus dan sambil berusaha memperkuat hubungan baik dengan Indonesia," lanjutnya.
Anwar mengunjungi Indonesia pada Minggu (20/5). Ketua Umum koalisi partai Pakatan Harapan yang baru memenangkan pemilu 9 Mei lalu itu mengatakan kunjungannya ke Jakarta untuk memenuhi undangan Habibie.

Anwar mengatakan lawatannya ke Jakarta juga dilakukan untuk memperingati 20 tahun reformasi Indonesia. Dia berharap lawatannya ke Jakarta bisa menegaskan komitmen dia untuk melaksanakan agenda reformasi di Malaysia.

Menurut Anwar, 1998 merupakan tahun keramat dan sangat berarti tak hanya bagi Indonesia, tapi juga Malaysia
Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengatakan Malaysia dan Indonesia sama-sama menghadapi masa sulit pada 1998. 

"Tahun 1998 adalah tahun yang keramat bagi Malaysia dan Indonesia. Rakyat Indonesia mengenang 21 Mei 1998 sebagai kejatuhan rezim Orde Baru dan dimulainya transisi pemerintahan menuju yang lebih demokratis di bawah pimpinan Presiden BJ Habibie," ujar Anwar.

"Sementara itu, 2 September 1998 juga diingat rakyat Malaysia sebagai titik jatuhnya rezim Barisan Nasional setelah hampir dua dekade berkuasa," lanjutnya.

Selain Habibie, selama sehari di Jakarta Anwar juga menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada Minggu malam, Anwar pun sempat bertemu beberapa tokoh Islam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).































sumber :CNNIndonesia.com

Related

Dunia 5517909429817847569

Post a Comment

emo-but-icon

item