Daerah dan Sektor Usaha yang Siap Dibuka Lebih Awal Ketika New Normal Diterapkan

Ilustrasi The New Normal
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Pemerintah berencana memberlakukan skenario normal baru atau new normal dalam waktu dekat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun mengungkapkan, tatanan hidup normal baru dilakukan lantaran masyarakat saat ini diminta untuk beradaptasi dengan pandemi virus Corona atau Covid-19 selama vaksin belum dapat ditemukan.

Harapannya, Indonesia bisa segera keluar dari resesi perekonomian yang disebabkan oleh Covid-19 dalam waktu yang relatif singkat.
"Kita akan membuat skenario terkait dengan bagaimana memerkuat dari segi kesehatan dan mulai penyesuaian kegiatan ekonomi agar kita bisa menekan korban dari Covid-19, di samping itu bisa menekan korban PHK dan me-restart sosial ekonomi," jelas Airlangga dalam video conference, Rabu (27/5/2020).
"Kalau lihat dari seknario, itu ada tingkat kematian tinggi dan rendah, pemulihan lambat dengan resesi berat dan pemulihan cepat. Diharapkan Indonesia keluar dengan V-shape atau sesuai dengan tema produktif dan aman dari Covid-19," tambah dia.
Airlangga pun mengatakan, pemerintah telah mendesain tahapan pemulihan perekonomian secara bertahap melalui beberapa fase.
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Di antara tahapan tersebut sangat memerhatikan dimensi kesehatan yaitu perkembangan penyakit, pengawasan virus, kapasitas layanan kesehatan dan kesiapan sosial ekonomi, protokol tiap sektor, wilayah dan trasportasai yang teritgerasi dengan lainnya," ujar dia.


Airlangga memaparkan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu daerah untuk bisa menerapkan skenario new normal.

Salah satunya, syarat perkembangan Covid-19 di daerah yang bersangkutan yang diukur melalui indikator penularan berdasarkan angka reproduksi dasar wabah (R0) dalam waktu t (Rt).
Tolak ukurnya angka reproduksi R0 pada waktu t (Rt) atau angka reproduksi efektif harus di bawah 1.


Menurut dia, berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), jika dilihat dari indikator R0 tersebut, terdapat beberapa daerah yang sudah siap menjalankan skenario new normal.

"Di Jawa terlihat tren, di Jawa Tengah, di Bali, DKI Jakarta, dan Yogyakarta trennya sudah menurun dan relatif menurun di bawah 1 di dalam tracking dalam tiga bulan terakhir. Untuk Sumatera seperti Aceh, Sumatera Barat, Babel, Kepri, dan Riau juga angkanya sudah di bawah 1 dan trennya sudah menurun," ujar dia dalam video conference, Rabu (27/5/2020).
"Demikian pula di beberapa daerah di Sulawesi yaitu Sulbar, Sulawesi Tengah, kemudian Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat," lanjut dia.
Airlangga mengatakan, selain perkembangan kasus Covid-19 di daerah yang bersangkutan, syarat lain yang harus dipenuhi untuk penerapan skenario new normal meliputi pengawasan terhadap virus atau kesehatan publik, kapasitas pelayanan kesehatan, persiapan dunia usaha, dan respons publik.
Dia pun mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 110 kabupaten/kota yang berdasarkan data epidemiologi BNPB masih belum terinfeksi Covid-19.
Daerah- daerah tersebut juga memenuhi syarat untuk penerapan tatanan hidup normal baru.
"Untuk daerah yang belum terinfeksi ini tentu perlu dilakukan persiapan tentang fasilitas-fasilitas kesehatan dan diharapkan bisa dilakukan simulasi yang waktunya ditentukan bersama antara pemerintah daerah dan BNPB," kata Airlangga.


Sektor usaha yang siap beroperasi kembali

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, bebeberapa sektor yang akan dibuka terlebih dahulu ketika skenario normal baru diberlakukan adalah sektor industri.
Sektor tersebut, jelas Airlangga, telah mengantongi izin operasi dari Kementerian Kesehatan sejak awal.


"Di sektor industri juga sudah ada edarannya terkait kawasan industri, pekerja, dan panduan social distancing. Industri memang menjadi salah satu sektor yang dibuka sejak awal di dalam Permenkes," ucap dia.

Selanjutnya, pemerintah juga mulai membuka sektor pariwisata.
Nantinya, pemerintah akan mengatur agar hotel dan restoran bisa mulai dibuka meski kapasitasnya dibatasi.
Adapun sektor lainnya yang juga mulai beroperasi adalah sektor perhubungan.
Kemudian, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menyiapkan sektor manufaktur, perkebunan, hingga perdagangan khususnya pasar tradisional.
"Untuk pasar tradisional, kami sudah melakukan pembicaraan dengan gubernur dan pemimpin daerah karena memang pasar tradisional ini memang daerah rawan. Sehingga, pembukaannya akan berdasarkan pada indikator daerah hingga perkembangan kasusnya," kata dia.



Dikutip dari : Kompas.com




Related

Indonesia 4452268587932423769

Post a Comment

emo-but-icon

item