Padat Karya Mangrove Libatkan Masyarakat Pesisir



Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Puluhan ribu bibit tanaman mangrove ditanam di Buleleng secara padat karya sebagai upaya mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) ini juga melibatkan masyarakat pesisir yang tergabung dalam dua kelompok konservasi yakni Wana Segara dan Bunga Indah.

Wakil Menteri LHK, Alue Dohong menyampaikan, di Bali, penanaman mangrove melalui program padat karya ini akan dilakukan di lahan seluas 100 hektare dengan jangka waktu selama tiga bulan mulai September hingga November. Sementara khusus untuk di wilayah Buleleng, dilakukan di Desa Sumberklampok seluas 8 hektar, Desa Pejarakan 10 hektare, dan di wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 40 hektare.

Penanaman mangrove dilakukan dengan jumlah bibit pohon mangrove sebanyak 525.500 batang. "Secara keseluruhan, anggaran program padat karya penanaman mangrove di Bali ini sebesar Rp 2,5 miliar," terangnya, usai penanaman bibit mangrove di Pantai Teluk Terima, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat (23/10).

Ia berharap, program ini juga bisa memulihkan ekositem mangrove di Buleleng. Sebab mangrove sangat berguna untuk mencegah terjadinya abrasi, serta dapat memecah gelombang besar dan tsunami. "Harapan kami daya tahan dan pertumbuhan mencapai 80 persen. Dalam perawatan mangrove, kelompok masyarakat akan bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB)," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar-Bali, Titik Wurdiningsih menjelaskan, areal penanaman mangrove di Provinsi Bali bukan hanya berada di kawasan TNBB, melainkan juga di luar kawasan TNBB. Rinciannya, wilayah TNBB seluas 40 hektare yang masuk dalam kawasan konservasi yang dilakukan 5 kelompok masyarakat yang selama ini telah bermitra dengan wilayah konservasi.

Kemudian di wilayah UPTD KPH Bali Barat seluas 10 hektar lokasi perhutanan sosial dan 20 hektare berada di luar kawasan TNBB yang dilakukan oleh 2 kelompok. Selanjutnya seluas 10 hektar berada di UPTD KPH Bali Utara di luar kawasan yang melibatkan 1 kelompok dan di UPTD Tahura Ngurah Rai seluas 20 hektare yang berada dalam kawasan konservasi dengan melibatkan 4 kelompok.
Dikutip dari Nusabali.com

Related

Seputar Bali 9169017229537185878

Post a Comment

emo-but-icon

item